JAKARTA - Pada Jumat, 5 Januari, sekitar pukul 06.03 WIB, telah terjadi tabrakan antara kereta lokal Commuter Line Bandung Raya dengan KA Turangga di Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Namun, hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut tentang penyebab kecelakaan ini bisa terjadi. Pihak KNKT sedang menurunkan tim untuk mengetahui sebab-sebab kecelakaan ini.
Profil KA Tarungga
Meski demikian, spesifikasi kereta yang mengalami tabrakan ini telah diketahui, yakni KA Turangga jurusan Surabaya-Gubeng Bandung dengan No. Lokomotif CC 206 13 97, dan KA Lokal Padalarang-Cicalengka dengan No. KA 350.
Melansir dari situs Traveloka dan sumber lainnya, nama KA Tarungga sendiri berasal dari nama hewan. Menurut kepercayaan rakyat setempat, Turangga merupakan nama lain dari kuda tunggangan para bangsawan Jawa. Kuda ini menjadi lambang kendaraan yang kencang dan tahan pada berbagai situasi.
PT. KAI (Persero) meresmikan KA Turangga pada 02 September 1995. Peluncuran perdana tersebut menghadirkan layanan kelas campuran Eksekutif dan Bisnis.
BACA JUGA:
Namun, memasuki bulan Oktober 1999, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memutuskan untuk menaikkan kelas KA Turangga ini menjadi kereta api Eksekutif saja, seiring dengan masuknya rangkaian baru produksi PT Inka.
Kereta ini akan menggunakan lokomotif penarik model CC206 berkecepatan 50-100 km per jam. Tapi, pada 2022 kecepatan menjadi 120 km/jam. Dengan daya tersebut, kereta dapat menempuh perjalanan dalam waktu 10 jam.
Dalam operasionalnya, KA Turangga membawa 10-12 kereta. Rangkaian tersebut terdiri dari satu lokomotif penarik model CC206, enam sampai delapan kereta Eksekutif, satu kereta makan, satu gerbong pembangkit, dan satu kereta bagasi.
Rute KA Turangga antara lain Stasiun Bandung, Cipeundey, Tasikmalaya, Banjar, Kroya, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Jombang, Mojokerto, dan Surabaya Gubeng.