Bagikan:

JAKARTA - Huawei optimistis perusahaan meraup 700 miliar yuan (sekitar Rp1,5 kuadriliun) pada tahun 2023.

Rotating Chairman Huawei, Ken Hu mengatakan, hal ini didorong kinerja bisnis infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta perangkat yang solid

"Pada tahun 2023, kami berharap dapat menyelesaikan tahun dengan pendapatan lebih dari 700 miliar yuan. Bisnis infrastruktur TIK kami tetap kokoh, dan hasil dari bisnis perangkat kami melampaui ekspektasi," kata Hu dikutip dari laman resmi Huawei mengutip Antara.

Hu menjelaskan, bisnis tenaga digital dan cloud juga tumbuh secara stabil, demikian pula dengan solusi otomotif pintar mereka yang menjadi lebih kompetitif.

Selama tahun lalu, kata dia, tim penjualan dan layanan Huawei telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di seluruh dunia.

Di tengah berbagai tantangan, seperti badai topan di China, tantangan pasar lokal di Eropa, hingga penyebaran jaringan komunikasi sepanjang Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Huawei berhasil mengatasi hal tersebut untuk menjaga operasi jaringan yang stabil.

"Berkat kerja keras tim R&D, pasokan, dan tim lainnya, kami telah membuat kemajuan lebih lanjut dalam kontinuitas bisnis dan kepemimpinan teknologi," ujar dia.

Meskipun Huawei telah bertahan dan tumbuh, berbagai tantangan serius masih ada di depan. Ken Hu mencatat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi masih berlanjut, sementara pembatasan teknologi dan hambatan perdagangan terus memengaruhi dunia.

Namun, dia optimistis bahwa transformasi digital, pintar, dan rendah karbon akan terus menjadi tren utama di seluruh dunia, tidak peduli perubahan apa yang terjadi dalam lingkungan eksternal.

Hu menekankan perlunya menjaga fokus strategis, memanfaatkan kekuatan kolektif portofolio bisnis Huawei, serta kemampuan inovasi dan pemahaman mereka tentang platform perangkat keras dan lunak yang kompleks untuk menyediakan produk dan layanan berkualitas tinggi bersama mitra ekosistem.

Dia juga menyoroti pentingnya langkah proaktif merangkul peluang, menginvestasikan sumber daya terbatas dalam domain strategis kritis, dan membangun tulang punggung komputasi unggulan.

Menurut Hu, terobosan dalam model dasar kecerdasan buatan telah mengubah paradigma dari penyesuaian skenario di workshop menjadi pengembangan dan aplikasi dalam skala besar di tingkat industri.

Dia menekankan bahwa peningkatan adopsi model dasar akan membutuhkan jumlah daya komputasi yang luar biasa, sehingga perlu membangun infrastruktur komputasi yang kuat untuk mendukung perkembangan semua industri.

"Peningkatan adopsi model dasar akan menuntut jumlah daya komputasi yang luar biasa. Oleh karena itu, kita perlu membangun tulang punggung komputasi unggulan untuk membantu semua industri berkembang," kata Hu.