Bagikan:

 

JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyadari keanehan dari exoplanet di antara Bumi Super dan sub-Neptunus. Sejumlah exoplanet ini disebut menghilang.

Sejauh ini, para ilmuwan telah menemukan 5.000 exoplanet di tata surya. Namun, planet dengan diameter 1,5 hingga 2 kali dari diameter Bumi berkurang dari jumlah yang telah ditemukan. Hal ini menimbulkan pertanyaan hingga studi akhirnya dilakukan.

Dari hasil penelitian menggunakan data Teleskop Luar Angkasa Kepler yang telah pensiun, para astronom menyatakan bahwa sejumlah exoplanet kehilangan atmosfer dan menyusut. Hal ini diduga terjadi karena inti planet mendorong atmosfernya untuk keluar.

“Ilmuwan exoplanet sekarang memiliki cukup data untuk mengatakan bahwa kesenjangan ini bukanlah suatu kebetulan. Ada sesuatu yang menghalangi planet untuk mencapai dan/atau tetap berada pada ukuran ini,” kata Pimpinan Sains Exoplanet Archive NASA Jessie Christiansen.

Christiansen menyatakan bahwa planet sub-Neptunus yang tidak memiliki cukup massa dan gaya gravitasi tidak mampu menahan atmosfernya. Akibatnya, ukuran mereka perlahan menyusut hingga seukuran Bumi Super. Keduanya akan menjadi setara.

Namun, Christiansen dan rekannya belum bisa memastikan bagaimana sejumlah exoplanet ini bisa kehilangan atmosfer. Kemungkinan besar ada dua mekanisme yang terjadi, yaitu hilangnya massa bertenaga inti dan fotoevaporasi.

Menurut hasil penelitian, massa bertenaga inti bisa hilang karena radiasi panas yang dipancarkan dari inti panas mendorong atmosfer menjauh dari planet. Christiansen mengatakan bahwa, “Radiasi tersebut mendorong atmosfer dari bawah.”

Hasil penelitian mereka  condong pada hilangnya massa bertenaga inti karena fotoevaporasi tidak mungkin terjadi dalam waktu singkat. Perlu setidaknya ratusan juta tahun untuk membuat atmosfer tersisa lebih sedikit.

Mereka telah mengamati gugus bintang Praesepe dan Hyades yang berusia 600 juta hingga 800 tahun, lewat dari usia fotoevaporasi. Hasilnya, kedua bintang di gugus itu masih memiliki planet sub-Neptunus dan atmosfernya diperkirakan masih utuh.

Para astronom telah menghabiskan waktu selama lebih dari lima tahun untuk memecahkan masalah ini. Hingga saat ini, hasil penelitian mereka masih jauh dari kata selesai dan mereka masih mengembangkan pemahaman terkait fotoevaporasi dan kehilangan massa bertenaga inti.