Bagikan:

 

JAKARTA - Pengembang Perangkat Lunak Travis Brown terus melawan X setelah platform itu menangguhkan akunnya. Terlebih lagi, ia dituduh melanggar persyaratan layanan perusahaan.

Semua ini berawal dari penelitian yang ia kerjakan di Twitter, setahun sebelum Musk membeli platform tersebut. Dari laporan TechCrunch, Brown sedang mengerjakan proyek open source di Twitter saat itu.

Namun, setelah Musk mengambil alih Twitter, Brown mengubah arah penelitiannya. Ia mulai meneliti ujaran kebencian dan penangguhan akun di platform Twitter menggunakan perangkat lunak yang ia kembangkan bersama Open Knowledge Foundation.

Tindakan inilah yang dipermasalahkan X. Menurut perusahaan milik Elon Musk itu, Brown telah melanggar ketentuan dari perusahaan, tetapi Brown terus berjuang memulihkan akunnya bersama HateAid, organisasi pemberantas kekerasan digital di Jerman.

Brown sempat menang saat melawan X dan akunnya dipulihkan untuk pertama kali, tetapi X tidak terima dengan hasilnya. Perusahaan itu berupaya mengakhiri tantangan hukum yang mereka hadapi.

Hingga saat ini, Brown mengeklaim bahwa X sengaja menuduh dirinya melakukan tindakan berbahaya untuk membungkam berbagai penelitian yang ia lakukan di platform tersebut.

“Tindakan X adalah upaya untuk membungkam para peneliti yang memantau ekstremisme dan disinformasi di platform tersebut,” ucap Brown.

Peneliti itu dengan tegas mengatakan bahwa dirinya tidak akan diam menerima perlawanan dari X. Brown akan terus mengumpulkan dan membagikan data dari platform X karena masyarakat perlu mempelajari berbagai dampak dari platform tersebut.