Bagikan:

JAKARTA - Jaringan Bitcoin mencatat rekor hashrate penambangan pada Sabtu, mencapai puncaknya pada 543 EH/s pada pukul 8:00 pagi WIB. Angka ini melampaui rekor sebelumnya yang mencapai 525 EH/s pada bulan Oktober. Hasil rekor ini terjadi ketika pasar bersiap menghadapi peristiwa halving yang diantisipasi akan terjadi pada bulan April 2024.

Hashrate Bitcoin adalah indikator yang memperkirakan seberapa cepat penambang Bitcoin dapat menyelesaikan masalah komp  utasi untuk membuat blok. Semakin tinggi hashrate, semakin aman jaringannya dan semakin kecil kemungkinan bagi peretas untuk mengubah data transaksi atau melakukan pembelanjaan ganda.

Kenaikan hashrate biasanya berdampak positif pada harga Bitcoin. Hal ini mengindikasikan peningkatan keamanan jaringan, yang dapat meningkatkan kepercayaan investor dan memicu permintaan Bitcoin, mendorong harga naik.

Menurut data CoinMarketCap, harga Bitcoin saat ini diperdagangkan sekitar $34.505 (Rp548 jutaan) setelah naik 12,76% dalam 7 hari terakhir. Selama sebulan terakhir, Bitcoin telah naik hampir 28% dan lebih dari 100% secara year-to-date (YTD).

Para analis dan pengamat pasar telah memberikan proyeksi optimis tentang masa depan Bitcoin. Beberapa bahkan memperkirakan Bitcoin akan mencapai $45.000 secepatnya pada bulan November. Sementara beberapa proyeksi lain memprediksi penurunan harga dalam jangka pendek, banyak yang berfokus pada potensi persetujuan ETF Bitcoin spot.

Saat ini, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) belum menyetujui ETF Bitcoin spot, tetapi banyak analis percaya bahwa persetujuan akan datang dalam waktu dekat. Jika ETF Bitcoin disetujui, beberapa mengantisipasi bahwa ini akan menarik investasi hingga $30 miliar (Rp476 triliun), yang dapat mengubah landscape pasar kripto secara signifikan.

Anthony Scaramucci, pendiri dan Managing Partner SkyBridge Capital, mengatakan bahwa jika $100 miliar (Rp1,5 kuadriliun) mengalir ke Bitcoin, itu dapat meningkatkan valuasi Bitcoin hingga 11 kali lipat, mengubahnya dari aset senilai $600 miliar (Rp9,5 kuadriliun) menjadi aset senilai $6 triliun (Rp95,3 kuadriliun).