Bagikan:

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengungkapkan kabar terbaru bahwa proyek Hot Backup Satellite (HBS) telah diterminasi atau dihentikan.

"Bukan (tertunda), diterminasi karena setelah dikaji secara teknis. Tanya ke satgas aja, pertimbangannya sudah ada," ujar Budi kepada awak media usai konferensi persnya pada 20 Oktober, di kantor Kominfo, Jakarta.

Menurut Menkominfo Budi, tim Satgas BAKTI menilai bahwa proyek ini perlu dihentikan. Meski demikian, Budi tidak menjelaskan alasannya. Ketika dikonfirmasi oleh VOI hingga tulisan ini dirilis, ketua Satgas BAKTI Sarwoto Atmosutarno meminta untuk menunggu keterangan resminya.

"Diterminasi, ya dihentikan. Maksudnya gini, tim satgas menilai perlu dihentikan. Kalau teknis, tanya ke satgas jangan ke saya," tambah Budi lebih lanjut.

Pada Maret 2022 lalu, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo melakukan penyediaan Hot Backup Satellite (HBS) untuk mitigasi risiko Satelit SATRIA-1 yang memiliki kompleksitas dan potensi gangguan operasional tinggi.

Selain memiliki fungsi utama sebagai cadangan bagi SATRIA-1, Dirut BAKTI Kominfo saat itu, Anang Latief menyatakan penyediaan HBS ini bertujuan untuk menambah kecepatan internet sekaligus meningkatkan user experience pengguna layanan akses internet untuk dukungan layanan publik.

Anang Latif juga mengungkapkan pengadaan Infrastruktur (Capital Expenditure/capex) penyediaan HBS membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 5.208.984.690.000, termasuk PPN.

Menurutnya, potensi penerima manfaat Proyek HBS, pertama akan digunakan instansi di lingkungan Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi di daerah 3T.