JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan optimistis operasi komersial dari satelit Hot Backup Satellite (HBS) akan berjalan sesuai jadwal.
Hal tersebut ia kemukakan setelah ia mengadakan pertemuan dengan Boeing, Space X, dan Hughes Network System (HNS) di Los Angeles, Amerika Serikat, Senin 25 Juli waktu setempat.
Dikutip Antara, Selasa 26 Juli, satelit HBS sebagai bentuk kerja sama antara Kemkominfo dan pihak swasta ini berkapasitas 160 giga bits per second (gbps).
Lebih lanjut, sebesar 80 gbps akan dipakai pemerintah, 70 gbps untuk swasta nasional dan 10 gbps untuk negara-negara ASEAN.
Satelit ini didukung 18 stasiun bumi di 14 lokasi (gateway). Gateway utama ada di Cikarang, Jawa Barat.
Menteri Johnny bertemu dengan President of Boeing Commercial Satellite International System Ryan Reid dan sejumlah eksekutif Boeing di kantor Boeing di El Segundo, Los Angeles.
"Boeing mengonfirmasi satelit diluncurkan awal Mei 2023 dan commercial operation September 2023," ungkap Menteri Johnny.
BACA JUGA:
Di SpaceX, Menkominfo bertemu dengan Vice President Mission Management, Jessica Jensen, dan Vice President Commercial Sales Tom Ochinero di markas SpaceX di Hawthorne, California.
"SpaceX mengonfirmasi kesiapan peluncur Falcon 9 untuk mengorbitkan HBS sesuai jadwal, yakni awal Mei 2022 di Cape Canaveral, Florida," kata Menkominfo.
Dalam pertemuan dengan Executive Vice President and General Manager International Division HNS Ramesh Ramaswamy, di Los Angeles, Menkominfo hendak memastikan HNS menyiapkan perangkat ground station.
"HNS menyiapkan dan akan menginstalasi 20 ribu terminal bagi layanan publik untuk sekolah, puskesmas, kantor desa, pos perbatasan TNI dan pos polisi mulai 2022. Pengerjaannya secara simultan agar sesuai dengan peluncuran dan operasi satelit," ujar Menteri Johnny.
President of Boeing Commercial Satellite International System Ryan Reid mengatakan perusahaannya menyediakan teknologi satelit mutakhir yang fleksibel dalam penyediaan data berkecepatan tinggi.
"Teknologi ini memungkinkan satelit Boeing mencakup geografi dan populasi Indonesia," katanya.
Di sisi lain, pandemi COVID-19 dan situasi geopolitik mempengaruhi proses produksi dan peluncuran HBS dengan roket Falcon 9. Untuk mengangkut satelit dan roket ke dari California ke Florida, misalnya, tidak bisa menggunakan pesawat Antonov akibat perang Rusia-Ukraina.
Namun, Menkominfo optimistis kendala-kendala tersebut bisa diatasi sehingga infrastruktur informasi dan komunikasi bisa melayani masyarakat dan mengurangi kesenjangan digital.
"Satelit akan dibawa melalui jalan darat yang membutuhkan waktu 9 sampai 10 hari. Roket peluncur tidak masalah karena tersedia di Florida. HNS juga sudah memitigasi dengan mengamankan 20 ribu ground segment sebagai terminal layanan sinyal wifi-satelit," kata Menkominfo.