JAKARTA - Meskipun harga Bitcoin telah mengalami fluktuasi dramatis sepanjang tahun ini, para pemegang jangka panjang atau biasa disebut hodler Bitcoin tetap akan menyimpan BTC dalam portofolio investasinya.
Laporan terbaru dari Glassnode mengungkapkan bahwa para investor jangka panjang, khususnya yang telah memegang Bitcoin setidaknya selama 155 hari, terus menarik lebih dari 50.000 BTC dari bursa setiap bulan. Data ini mencerminkan sikap para hodler dan keengganan mereka untuk bertransaksi dalam kondisi pasar saat ini.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa pasar cryptocurrency saat ini mengalami likuiditas yang rendah dan mirip dengan kondisi pasar bearish yang terjadi pada tahun 2014-15 dan 2018-19. Kondisi ini telah berlangsung selama 535 hari.
BACA JUGA:
Nilai transaksi dan masuknya modal baru ke jaringan Bitcoin saat ini berada pada level terendah dalam beberapa tahun. Aktivitas bursa juga menunjukkan sikap apatis dari para investor, dengan volume pertukaran rata-rata selama 30 hari saat ini sekitar $1,5 miliar (Rp23,5 triliun), turun 75,5% dari level tertinggi pada Mei 2021.
Peneliti Glassnode mengungkapkan bahwa volume untung dan rugi yang dihasilkan dari koin yang dikirim ke alamat bursa juga berada pada level terendah yang terlihat sejak tahun 2020.
Laporan tersebut juga mencoba mengidentifikasi periode spekulasi altcoin atau kripto selain Bitcoin yang eksplosif dan mengungkapkan bahwa likuiditas rendah dan kenaikan harga altcoin lebih merupakan hasil dari likuiditas yang rendah daripada suasana risk-on yang sebenarnya.
Para pemegang jangka panjang Bitcoin terus menyimpan aset mereka untuk mengantisipasi lonjakan harga yang akan datang. Dengan pengurangan separuh reward BTC dalam Bitcoin halving yang akan datang dalam 196 hari, diperkirakan akan ada tekanan lebih lanjut pada pasokan Bitcoin.