JAKARTA - Pasar kripto terlihat melambat secara global, tapi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang menarik dalam nilai transaksi perdagangan aset digital.
Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), pada Agustus lalu, nilai transaksi aset kripto meningkat sebesar 13,5 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, mencapai total Rp10,64 triliun.
Selama delapan bulan pertama tahun 2023, total transaksi kripto yang tercatat di Indonesia telah mencapai Rp86,45 triliun.
Sementara pada periode yang sama di tahun sebelumnya, total transaksi kripto di Indonesia masih mencapai level Rp249,3 triliun. Ini mengindikasikan penurunan transaksi yang tajam sebanyak 65,32 persen secara tahunan.
Tapi di sisi lain, minat masyarakat terhadap perdagangan aset kripto tetap kuat. Menurut data Bappebti hingga bulan Agustus 2023, jumlah pelanggan kripto yang tercatat mencapai 17.789.974 orang.
Jumlah ini terus meningkat, dengan tambahan 119.410 pelanggan dalam satu bulan terakhir, menunjukkan peningkatan jumlah pelanggan sebesar 466.382 setiap bulannya.
BACA JUGA:
CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis, menegaskan bahwa minat masyarakat yang tetap tinggi meskipun ada penurunan nilai transaksi, menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki keyakinan kuat terhadap masa depan aset kripto.
"Ada beberapa alasan kuat di balik minat ini. Pertama, kripto merupakan alternatif investasi yang menarik. Kondisi ekonomi yang tidak pasti membuat banyak orang mencari peluang investasi yang lebih stabil," kata Yudho.
Selain itu, Yudho juga mengakui peran penting regulasi yang semakin jelas dalam mendukung pertumbuhan pasar kripto di Indonesia.
Yudho berharap bahwa industri ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat serta ekonomi Indonesia secara keseluruhan.