Bagikan:

JAKARTA - Dalam sebuah pengumuman baru-baru ini di platform Twitter, perusahaan keamanan Cyvers mengungkapkan bahwa sistem kecerdasan buatan (AI) mereka telah berhasil mendeteksi serangkaian transaksi mencurigakan yang terkait dengan jaringan Ethereum dan melibatkan platform taruhan terkenal, yaitu Stake.com.

Meskipun Cyvers terbilang relatif baru di bidang keamanan kripto, keabsahan temuan mereka telah diverifikasi oleh Peckshield, sebuah perusahaan keamanan yang terkenal dalam industri ini.

Stake.com, sebagai salah satu nama besar dalam ekosistem perjudian online dan kasino kripto, menjadi sorotan dalam berita ini. Mereka telah memikat perhatian dengan mengumumkan kontrak senilai 100 juta dolar AS (Rp1,5 triliun) per tahun untuk kemitraan dengan bintang musik hip-hop terkenal, Drake. Selain itu, mereka juga menjadi sponsor resmi klub sepak bola Liga Premier, Everton, dan tim balap F1, Alpha Romeo.

Akan tetapi, kabar yang kurang menggembirakan harus dialami Stake.com. Pasalnya perusahaan tersebut mengalami kerugian besar akibat peretasan. Menurut laporan yang dirilis oleh Cyvers, kerugian yang diakibatkan mencapai sekitar 15 juta dolar AS (Rp228 miliar), yang melibatkan aset kripto Ethereum, USDC, dan USDT. Laporan keamanan tersebut juga mencatat bahwa semua stablecoin yang terlibat pertama-tama ditukar (swap) ke Ethereum dan kemudian dialihkan ke beberapa akun eksternal (EOA).

Penting untuk dicatat bahwa meskipun AI Cyvers berhasil mendeteksi transaksi mencurigakan ini di jaringan Ethereum, mereka tidak dapat melacak sejumlah besar aset dari jaringan lain termasuk di Polygon dan Binance Smart Chain (BSC) yang terkait dengan eksploitasi tersebut. Cyvers dan firma analitik on-chain lainnya menilai sebagian besar dompet yang terlibat telah diidentifikasi sebagai milik pemain Stake.

Peneliti transaksi kripto, Zachxbt, menyatakan bahwa para pelaku peretasan berhasil mencuri lebih dari 25 juta dolar AS (Rp380 miliar) di jaringan Binance Smart Chain (BSC) dan Polygon. Jika digabungkan dengan laporan Cyvers sebelumnya, kerugian total yang dialami Stake.com akibat eksploitasi ini mencapai lebih dari 40 juta dolar AS (Rp609 miliar) dari berbagai jaringan.

Berbarengan dengan itu, kekhawatiran terkait keamanan kripto semakin meningkat karena aktivitas peretasan kian masif sejak paruh kedua tahun 2023. Meskipun ada laporan sebelumnya yang menunjukkan penurunan kerugian akibat peretasan selama paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, peretasan besar yang terjadi pada kuartal terakhir tahun 2022 membuat industri kripto rentan akan serangan peretasan.

Sampai saat ini, Stake.com belum merilis pernyataan resmi terkait eksploitasi ini dan langkah-langkah yang mereka akan ambil untuk mengatasi situasi ini serta mengembalikan dana yang hilang kepada para pemegang akun mereka. Keamanan dan pengawasan terus menjadi isu krusial dalam industri kripto yang berkembang pesat ini.