Bagikan:

YOGYAKARTA - Google berencana buat melisensikan kumpulan data maps (Google Maps) baru ke berbagai perusahaan. Perihal itu terpaut pemakaian data maps buat bahan- bahan seputar energi terbarukan serta aplikasi pemantau kualitas udara. Google berharap bisa menciptakan sampai 100 juta dolar AS pada tahun pertama,  yang dilansir Rabu( 30/ 8/ 2023).

Google berencana buat menjual akses ke API( antarmuka pemrograman aplikasi) dengan data tenaga surya serta tenaga dan kualitas udara. Di antara penawaran baru tersebut merupakan Solar API, yang bisa digunakan oleh pemasang tenaga surya semacam SunRun serta Tesla.

Google Akan Jual Data Maps

Perusahaan energi serta desain surya semacam Aurora Solar, jadi daftar contoh pelanggannya. Google pula melihat peluang pelanggan dengan industri real estate semacam Zillow, perhotelan kayak Marriott Bonvoy serta utilitas layaknya PG&E.

Sebagian informasi dari Solar API bakal berasal dari proyek percontohan yang berfokus pada konsumen bernama Project Sunroof, kalkulator penghematan tenaga surya yang awal kali diluncurkan pada 2015. Program ini membolehkan pengguna buat memasukkan alamat mereka serta menerima perkiraan bayaran tenaga surya seperti penghematan tagihan listrik serta ukuran instalasi tenaga surya yang mereka perlukan. Ini pula menawarkan pemodelan 3D atap bangunan serta pepohonan di sekitarnya berdasarkan data Google Maps.

Google berencana buat menjual akses API ke data bangunan individu, dan informasi gabungan buat seluruh bangunan di kota ataupun kabupaten tertentu, bagi salah satu dokumen. Perusahaan mengatakan mempunyai informasi buat lebih dari 350 juta bangunan, bagi dokumen, naik secara signifikan dari 60 juta bangunan yang dilansir buat Project Sunroof pada 2017.

Suatu dokumen internal memperkirakan API tenaga surya perusahaan bakal menciptakan pemasukan antara 90 dolar AS serta 100 juta dolar AS pada tahun awal sehabis peluncuran. Terdapat pula kemampuan buat tersambung dengan produk Google Cloud, bagi dokumen.

Selaku bagian dari rencana peluncuran, perusahaan pula bakal mengumumkan API Air Quality yang membolehkan pelanggan memohon informasi kualitas udara, semacam polutan serta saran berbasis kesehatan buat posisi tertentu. Ini pula bakal mencakup informasi peta digital serta data kualitas udara tiap jam, dan riwayat kualitas udara sampai 30 hari.

Kenaikan pemasukan terkini terjadi kala industri tersebut berupaya memonetisasi produk maps- nya kala mengalami tekanan buat menghasilkan pemasukan di tengah perlambatan ekonomi yang lebih luas. Walaupun industri ini berfokus buat jadi lebih efektif, namun pula berinvestasi pada teknologi- teknologi baru semacam AI generatif serta keberlanjutan, suatu pasar yang diharapkan bisa dimanfaatkan dengan Solar API.

Industri dikala ini melisensikan API pemetaannya buat navigasi ke industri semacam Uber. Pada tahun 2019, disebutkan kalau Uber membayar Google sebesar 58 juta dolar AS sepanjang 3 tahun. Pemasukan Maps API disalurkan ke segmen cloud perusahaan, yang kesimpulannya menghasilkan keuntungan pada kuartal awal namun hadapi jalur yang susah buat bersaing dengan pemimpin pasar Amazon serta Microsoft.

Google tidak merinci berapa banyak pemasukan yang dihasilkan bisnis Maps- nya, tetapi secara historis Google Maps ialah salah satu produk Google dengan pemasukan sangat rendah, bagi analis Morgan Stanley Brian Nowak kepada wartawan pada tahun 2021. Pada dikala itu, Morgan Stanley memperkirakan Google Maps bakal menghasilkan 11, 1 miliyar dolar AS pada tahun ini sebab produk ekspedisi baru serta pin yang dipromosikan mulai tingkatkan pemasukan iklan.

Jadi setelah mengetahui google akan jual data maps, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!