JAKARTA - Nigeria mengundang ilmuwan berdarah Nigeria serta pakar terkemuka secara global yang telah bekerja dalam pasar di negara itu untuk berkolaborasi dalam penyusunan Strategi Kecerdasan Buatan (AI) Nasionalnya.
Menurut Bosun Tijani, Menteri Komunikasi, Inovasi, dan Ekonomi Digital, yang mengumumkan di platform X (sebelumnya Twitter), Badan Pengembangan Teknologi Informasi Nasional (NITDA) telah memulai pengembangan Strategi AI Nasional.
Tindakan ini akan memengaruhi cara pemerintah merumuskan solusi teknologis baru untuk tantangan nasional yang kritis. Akibatnya, pemerintah sedang memperluas strategi koor-kreasi dengan mengumpulkan sekelompok peneliti AI terkemuka dengan darah Nigeria dari seluruh dunia.
Pemerintah Nigeria mengakui bahwa AI telah berkembang menjadi teknologi serbaguna, mengubah produksi dan layanan serta memiliki potensi besar untuk mempengaruhi kemajuan sosial dan ekspansi ekonomi.
Menurut studi PricewaterhouseCoopers, Kecerdasan Buatan dapat memberikan kontribusi sebesar 15,7 triliun dolar AS untuk ekonomi global pada tahun 2030, dengan sekitar 3 triliun dolar AS yang dikaitkan dengan peningkatan produktivitas dan 9,1 triliun dolar AS berasal dari barang dan layanan baru.
Berdasarkan pada white paper berjudul "Menciptakan Bersama Strategi Kecerdasan Buatan Nasional untuk Nigeria," yang dirujuk dalam pos menteri, digunakan metode canggih untuk menemukan peneliti AI berdarah Nigeria yang berprestasi, dengan menggunakan data publikasi AI global dan model pembelajaran mesin yang canggih.
BACA JUGA:
Serupa dengan "h-index," sebuah indeks penelitian dibuat untuk menemukan peneliti AI berdarah Nigeria yang berpengaruh. Seiring dengan berakhirnya fase penelitian awal, pemerintah Nigeria mencari keterlibatan publik, mengakui potensi kesalahan dan bertujuan untuk mengakses pengetahuan dan wawasan kolektif.
Laporan dari media lokal menunjukkan bahwa Kashifu Inuwa, direktur jenderal NITDA, telah mengungkapkan niatnya untuk mendirikan komunitas pengembang AI di seluruh negeri untuk mempengaruhi masa depan teknologi negara.
Dia menyebutkan bahwa inisiatif ini akan dimulai di tiga negara bagian pada tahun 2023, diikuti oleh perencanaan strategis untuk perluasannya ke negara bagian lain dan pada akhirnya ke seluruh wilayah pemerintah lokal.