Bagikan:

JAKARTA - Sebuah meteorit angkasa bernama Erg Chech 002 yang ditemukan menjadi penemuan terlama yang pernah ada, dengan usia hampir 4,6 miliar tahun saat Bumi belum bahkan ada. Namun, penelitian baru oleh tim peneliti Australia mengungkapkan bahwa meteorit ini memunculkan keraguan tentang akurasi cara para ahli menghitung usia meteorit, yang menunjukkan bahwa beberapa meteorit mungkin tidak seumur yang diperkirakan sebelumnya.

Para peneliti menemukan bahwa Erg Chech 002 mengandung lebih banyak isotop radioaktif Aluminium-26 (26Al) daripada meteorit stoni kuno lainnya yang usianya serupa. Temuan ini menggugah teori bahwa 26AI, yang diyakini menjadi sumber panas untuk bahan pembentuk planet, terdistribusi merata di seluruh tata surya awal.

Para ahli memperkirakan usia meteorit berdasarkan jumlah 26AI yang ada di dalamnya saat terbentuk. Namun, jika isotop ini terdistribusi tidak merata di seluruh tata surya awal, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian baru ini, maka isotop tersebut tidak dapat diandalkan untuk memberikan indikasi yang akurat tentang seberapa tua sebuah batuan angkasa atau peran apa yang mungkin dimainkannya dalam pembentukan planet.

Penemuan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang mengindikasikan bahwa 26AI terdistribusi merata sebelum pembentukan planet seperti Bumi.

Temuan ini menimbulkan pertanyaan mengenai distribusi isotop ini dalam tata surya awal yang penting dalam menentukan usia meteorit. Para peneliti di Australian National University mengungkapkan bahwa Erg Chech 002 memiliki usia isotop lead sekitar 4,566 miliar tahun.

Mereka menyimpulkan bahwa distribusi 26Al tidak merata dalam nebula surya awal, yang berarti studi kronologi meteorit harus berhati-hati dan mengambil pendekatan umum untuk penanggalan dengan isotop yang memiliki distribusi tidak merata. Penelitian ini dapat meningkatkan akurasi dan keandalan dalam menentukan usia meteorit dan materi planet.

Meteorit ini ditemukan pada tahun 2020 di wilayah Erg Chech di Gurun Sahara, Aljazair. Mayoritas terbuat dari batuan vulkanik, yang membuat para ahli percaya bahwa meteorit ini berasal dari kerak sebuah planet sangat awal. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa batuan ini dulunya adalah lava cair tetapi mendingin dan membeku selama lebih dari 100.000 tahun untuk membentuk potongan seberat 70 pon yang akhirnya sampai ke planet kita.

Meskipun belum ditemukan asteroid dengan sifat serupa, peneliti percaya bahwa protoplanet asalnya mungkin telah menghilang atau menjadi bagian dari tubuh yang lebih besar. Penemuan ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.