Bagikan:

JAKARTA - Ahli kripto, Benjamin Cowen, mengemukakan pandangannya terkait kripto nomor dua berdasarkan kapitalisasi pasarnya, Ethereum (ETH). Cowen memprediksi ETH masih akan mengalami penurunan sebelum akhirnya kembali ke level tertinggi yang pernah dicapai.

Dalam video terbarunya di YouTube, Cowen memperkuat pendapatnya dengan menyatakan bahwa ETH perlu "kembali ke rumah" terlebih dahulu, mengacu pada garis tren regresi logaritmik yang mencerminkan nilai aset secara wajar.

Dalam penjelasannya kepada 786.000 pelanggannya, Cowen menjelaskan bahwa sepanjang sejarah, ETH telah kembali ke garis tren ini sebelum mengalami lonjakan naik.

Cowen mengungkapkan bahwa pita regresi logaritmik digunakan untuk memetakan nilai aset berdasarkan "data non-bubble" atau data yang tidak terpengaruh gelembung harga. Ia menyoroti bahwa bagian tengah pita saat ini berada di 934 dolar AS (Rp14,2 jutaan) dan bagian bawahnya berada di 644 dolar AS (Rp9,8 jutaan).

Ahli ini juga mencatat bahwa pada siklus terakhir (tahun 2020), Ethereum bahkan turun 33% di bawah pita regresi. Karena itu, menurutnya, kisaran akumulasi yang menarik untuk Ethereum terletak antara 400 dolar AS (Rp6,1 jutaan) dan 600 dolar AS (Rp9,1 jutaan).

Cowen mengindikasikan kemungkinan bahwa ETH akan menutup tahun ini dengan harga yang lebih rendah daripada nilai awalnya. Hal ini mengikuti pola tahun 2019, saat ETH dimulai dengan harga 1.200 dolar AS (Rp18,3 jutaan).

Pada saat artikel ini ditulis, Ethereum diperdagangkan dengan harga Rp25,5 jutaan. Performa harga ETH mengalami kenaikan 2,0% dalam 24 jam terakhir menurut data Coingecko.