JAKARTA - Tahun 2019 lalu, Facebook memperkenalkan Proyek Jurnalisme. Melalui program terbuka ini, Facebook menggalang kerja sama dengan kantor berita dari seluruh dunia untuk menghasilkan informasi yang lebih terpercaya dan dibutuhkan masyarakat.
Setiap tahun, program ini terus dikembangkan perusahaan. Dan baru-baru ini, The New York Times (NYT) menemukan bahwa Facebook tengah mengembangkan tools yang ditujukan bagi penulis indie maupun jurnalis pada umumnya.
Meskipun masih dalam tahap pengembang, sumber dalam yang menghubungi The New York Times mengungkap bahwa alat bantu Facebook ini kemungkinan memiliki fungsi mirip dengan layanan buletin. Sekilas, penjelasannya mirip dengan layanan Revue yang baru saja diakuisisi Twitter.
Artinya, akan ada fitur yang bisa dipakai penulis untuk memilah email, mengatur langganan berbayar, sehingga membantu penulis untuk mendapatkan pelanggan dan pengikut lewat Facebook.
Bentuk Baru Jurnalisme
Konsep buletin dalam media sosial bukanlah sesuatu yang baru. Beberapa tahun ini, buletin berita menjadi industri baru yang terus berkembang. Hanya saja, sejak pandemi COVID-19, industri ini mendapat ledakan pengguna.
Pasalnya, buletin bisa jadi salah satu cara baru yang mendorong perkembangan dan pendapatan penulis. Substack yang diluncurkan tahun 2017 jadi salah satu pemain besar dalam industri ini.
Melansir Endgadget, Substack memiliki lebih dari 250.000 langganan berbayar dari berbagai platform. Selain itu, perusahaan juga sudah bekerja sama dengan 10 kantor media besar hingga menghasilkan pendapatan tahunan mencapai 7 juta dolar Amerika Serikat (AS) per September 2020.
Melihat besarnya angka pendapatan tersebut, tak mengherankan jika Facebook ingin terlibat dalam industri baru ini. Akan tetapi, berbeda dengan Twitter yang lebih memilih mengakuisisi platform Revue, Facebook masih berupaya mengembangkan tools ciptaannya sendiri.
BACA JUGA:
Menurut laporan NYT, Mark Zuckerberg menyadari tren perkembangan jurnalisme di mana wartawan bergerak sebagai individu dan memonetasi tulisannya melalui newsletter. Oleh karena itu, Mark pun meminta tim pengembang untuk menjadikan proyek tersebut sebagai prioritas.
Belum ada keterangan lebih lanjut terkait kapan tools ini akan diluncurkan. Akan tetapi, eksekutif Facebook berharap alat tersebut bisa diluncurkan musim panas ini.
Wakil Presiden Facebook untuk Kemitraan Berita Global, Campbell Brown, menyatakan bahwa pihaknya ingin mendukung jurnalis dan ahli independen dalam menciptakan bisnis dan pembaca secara online.
“Kami sedang mengembangkan cara terbaik untuk membantu mereka mendapat keuntungan dari produk berita yang kami buat, seperti Facebook News dan subscriptions, sembari membangun alat baru untuk melengkapi segala sesuatu yang dibutuhkan jurnalis,” ungkap Campbell kepada The New York Times.