<i>Hacker</i> Klaim Telah Meretas Perusahaan Gim Razer dan Tawarkan Data yang Dicuri
Hacker yang menawarkan informasi yang diduga telah diretas dari produsen perangkat keras gaming, Razer. (foto: twitter @RazerJP)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 8 Juli, sebuah posting muncul di forum hacker yang menawarkan informasi yang diduga telah diretas dari produsen perangkat keras gaming, Razer.

"Hacker tersebut menyatakan, "Saya telah mencuri kode sumber, kunci enkripsi, database, login akses backend, dan lain-lain." The Straits Times mengatakan bahwa mereka melihat contoh alamat email pengguna yang ditawarkan oleh hacker tersebut yang diklaim berasal dari daftar dengan total 404.000 entri.

Hacker tersebut mengatakan bahwa "[Saya] akan menjualnya satu kali" dan menetapkan harga sebesar 100.000 dolar AS (Rp1,5 miliar) dalam mata uang kripto Monero (XMR), meskipun penawaran yang lebih rendah juga akan dipertimbangkan.

Razer mengumumkan melalui cuitan pada tanggal 9 Juli bahwa mereka sedang menyelidiki kemungkinan pelanggaran keamanan tersebut. Website BleepingComputer mengklaim telah mengkonfirmasi keabsahan alamat email yang terbocor. Mereka juga mencatat bahwa Razer telah mengatur ulang semua akun pengguna dan meminta pengguna untuk mengubah kata sandi.

Razer tidak segera merespons permintaan konfirmasi dari Cointelegraph.

Kabar tentang peretasan ini muncul ketika Razer masih menghadapi dampak akibat dari kebocoran data yang terjadi pada tahun 2020. Pada 10 Juli, pengadilan di Singapura mendengarkan banding yang diajukan oleh vendor teknologi informasi Capgemini terkait gugatan sebesar 6,5 juta dolar AS (Rp98,8 miliar) yang diberikan kepada Razer pada bulan Desember.

Terkait dengan kebocoran data pada tahun 2020, rincian pribadi sekitar 100.000 pengguna terungkap setelah seorang programmer Capgemini diduga telah mengakses sebuah baris kode, membuat data menjadi rentan antara Juni dan September 2020. Kebocoran tersebut kemudian ditemukan pada bulan September 2020 oleh seorang konsultan keamanan.

Razer didirikan pada tahun 2005 dan memiliki kantor di Singapura dan Amerika Serikat. Mereka meluncurkan mata uang digital untuk imbalan dan kredit pada tahun 2017 dan meningkatkan penawarannya pada tahun berikutnya dengan menambahkan kemampuan pertambangan. Beberapa data yang diduga dicuri dalam peretasan tanggal 8 Juli dilaporkan terkait dengan versi lama sistem tersebut.