JAKARTA - Meta berencana membuat Facebook menjadi toko aplikasi seperti App Store dan Google Play Store, di mana pengguna bisa langsung mengunduh aplikasi yang diinginkan lewat iklan.
Perusahaan disebut melihat celah pada saat Digital Markets Act (DMA), Uni Eropa (UE) disahkan belum lama ini dan mulai diberlakukan pada 2024.
DMA yang berisi aturan antimonopoli itu, akan memaksa setiap platform untuk mengizinkan distribusi aplikasi melalui toko digital lainnya.
Tentu saja, UU UE ini akan berdampak besar pada Apple dan Google yang memang telah menjadi pemain lama di bisnis aplikasi.
Menurut laporan, jenis iklan baru yang digagas Meta akan dimulai sebagai percontohan bersama beberapa pengembang aplikasi Android, paling cepat dilakukan akhir tahun ini.
"Kami selalu tertarik untuk membantu pengembang mendistribusikan aplikasi mereka, dan opsi baru akan menambah lebih banyak persaingan di ruang ini," ungkap juru bicara Meta, Tom Channick kepada The Verge, dikutip Jumat, 30 Juni.
"Pengembang berhak mendapatkan lebih banyak cara untuk dengan mudah menyampaikan aplikasi mereka kepada orang yang menginginkannya," imbuhnya.
BACA JUGA:
Dengan menghosting aplikasi Android, Meta akan membiarkan pengguna Facebook mengunduhnya secara langsung tanpa dikeluarkan dari Play Store.
Android sendiri secara teknis sudah mengizinkan sideloading. Namun, Google mempersulitnya dengan menggabungkan penagihan dalam aplikasi dan lisensinya pada Play Store.
Peringatan juga akan ditampilkan saat seseorang mencoba mengunduh aplikasi dari sumber lain.
Meski begitu, langkah ini akan membuka pasar baru untuk Meta, yang terus berjuang sejak Apple mempersulit aplikasi melacak pengguna. Karena sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari iklan.
Meta tidak berencana untuk memotong pendapatan dalam aplikasi dari mereka yang berpartisipasi pada awalnya, sehingga pengembang dalam uji coba masih dapat menggunakan sistem penagihan apa pun yang mereka inginkan.