Twitter Permudah Peneliti Untuk Riset Memanfaatkan Data Platform
Media sosial Twitter (Photo by PhotoMIX-Company on Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Sejak Twitter pertama kali memperkenalkan API Twitter pada tahun 2006, sudah banyak akademisi yang memanfaatkan data dari percakapan publik untuk meneliti topik tertentu. Mulai dari penyebaran flu hingga bagaimana perkembangan bahasa Inggris-Amerika di media sosial.

“Kini, peneliti akademis merupakan salah satu kelompok terbesar yang menggunakan API Twitter,” tulis Product Manager Twitter Adam Tornes pada blog resmi perusahaan, Rabu, 27 Januari.

 Bulan Juli 2020 lalu, Twitter menyampaikan rencananya untuk berpartisipasi dalam penelitian akademis yang mampu memberikan solusi lebih baik untuk masyarakat. Kemarin, Selasa, 26 Januari, perusahaan mengumumkan produk terbarunya yang diberi nama Academic Research Product Track.

Versi anyar Twitter API ini bakal memudahkan peneliti dalam mengakses data publik dari platform media sosial tersebut. Selain itu, Twitter juga sudah menambahkan fitur pencarian sehingga peneliti bisa lebih cepat mendapatkan data yang dibutuhkan.

“Beberapa tahun terakhir, kami (Twitter) selalu mengulangi langkah agar meningkatkan pengalaman para peneliti, seperti  saat kami meluncurkan halaman situs yang dikhususkan untuk Riset Akademis serta memperbaru Kebijakan Pengembang Twitter untuk mempermudah dalam memvalidasi atau merancang ulang penelitian orang lain menggunakan data Twitter,” terang Adam Tornes.

Syarat Agar Mendapat Akses Data Twitter

Academic Research Product Track diperkirakan bakal memberi dampak besar pada para akademisi. Baik untuk penelitian keamanan pemilihan umum yang sedang jadi sorotan di Amerika Serikat (AS), hingga isu global seperti misinformasi yang berdampak besar bagi perusahaan.

Pasalnya, Twitter API sebelum ini hanya tersedia untuk pengembang serta dikenai biaya yang cukup besar. Namun, dengan API baru tersebut, peneliti yangg mendapat persetujuan perusahaan bisa mendapatkan akses penuh dari percakapan publik di dalam platform secara gratis.

Tapi tetap ada batasan yang diberikan perusahaan. Adam Tornes menguraikan bahwa API Twitter ini tidak bisa digunakan oleh peneliti mandiri atau independen. Fitur ini terbatas untuk mahasiswa, atau peneliti dari institusi akademis yang sudah disetujui Twitter.

“Anda adalah mahasiswa S2, kandidat doktoral, Pasca-Doktoral, staf pengajar, atau peneliti yang bekerja di institusi akademis,” jelas Adam Tornes.

Oleh karena itu, setiap peneliti yang ingin mendapatkan akses diharapkan untuk mengisi formulir pengajuan Penelitian Akademis.

“Kami memerlukan langkah tambahan ini untuk melindungi keamanan dan privasi pengguna Twitter dan platform pengembang,” tegas Adam.

Nantinya, setiap aplikasi bakal melalui proses peninjauan ulang yang dilakukan secara manual. Peninjauan tersebut dilakuakn untuk menentukan apakah penelitian sesuai dengan Kebijakan Pengembang yang sudah ditetapkan perusahaan.