JAKARTA - Sebagai tindak lanjut dari deklarasi pemimpin G20 di Bali, Pulse Lab Jakarta secara resmi bertransformasi menjadi pusat inovasi regional dengan entitas baru yaitu United Nations Global Pulse Asia Pasifik, guna mendorong inovasi dan pembangunan berkelanjutan di Asia Pasifik.
Diluncurkan pada tahun 2012 sebagai fasilitas inovasi data bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melalui Global Pulse dan Pemerintah Indonesia (melalui Kementerian PPN/Bappenas), Pulse Lab Jakarta telah berevolusi selama bertahun-tahun dari laboratorium inovasi big data menjadi akselerator kemitraan analitik.
"Transformasi ini merupakan bentuk nyata dari kerja sama bilateral dan multilateral yang efektif untuk membangun ekosistem data yang lebih kuat dan menandakan peluang yang besar untuk masa depan wilayah Asia Pasifik," ujar Taufik Hanafi, Sekretaris Eksekutif Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia dalam sebuah pernyataan yang diterima di Jakarta.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat, terdapat tuntutan yang lebih besar untuk mengembangkan dan menerapkan solusi inovatif yang lebih mampu menjawab tantangan dunia modern.
BACA JUGA:
Kebutuhan akan inovasi ini diperkuat dengan adanya pandemi COVID-19, di mana inovasi data dan transformasi digital terbukti menjadi kunci bagi pemerintah dan masyarakat, terutama dalam menangani pemulihan pasca pandemi.
Era baru kolaborasi dan inovasi di kawasan Asia Pasifik ini merupakan kesempatan yang menarik bagi negara-negara di belahan bumi selatan untuk berkolaborasi, belajar, dan tumbuh bersama.
"Dengan demikian, kami dapat memastikan bahwa dampak dari pekerjaan kami tidak hanya tepat waktu dan berkelanjutan, tetapi kami juga dapat memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal," tambahnya.