JAKARTA - Indonesia ungkapkan pentingnya penyelamatan pangan dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dalam kegiatan Asia Pacific Regional Conference (APRC) Ministerial Meeting (MM) ke 37 yang diselenggarakan di Kolombo, Sri Lanka.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dida Gardera menyampaikan berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi penyelamatan pangan (saving food, saving water) dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Dida menyampaikan berbagai upaya dilakukan melalui Science, Technology and Innovation (STI) untuk mencapai SDGs 2: zero hunger, memperjuangkan modernisasi dan digitalisasi akuakultur dan peternakan, serta pertanian presisi untuk transformasi sistem pertanian pangan di kawasan Asia-Pasifik.
“Untuk mengantisipasi penyelamatan pangan, dapat kita lakukan dengan pengurangan food losses dan food waste," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Minggu 25 Februari.
Dida menyampaikan untuk mengatasi masalah kritis ini, Indonesia telah mengidentifikasi arah kebijakan utama, antara lain mempromosikan perubahan perilaku, meningkatkan sistem pendukung, memperkuat peraturan penyelamatan pangan, mengoptimalkan pendanaan, memanfaatkan kehilangan dan limbah pangan.
Lebih lanjut, Dida menyampaikan dengan mengembangkan studi komprehensif dan pengumpulan data kehilangan dan limbah pangan. Termasuk pemanfaatan teknologi digital untuk program Digital Village Initiative.
Adapun, sejak peluncuran Digital Village Initiative (DVI) Knowledge Platform pada tahun 2022, Indonesia terus mendukung implementasi inisiatif ini sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dan memberikan dukungan teknis untuk inovasi digital.
Dida juga menyampaikan secara singkat beberapa pelajaran yang diperoleh dari implementasi DVI, antara lain yaitu keterlibatan masyarakat sangat penting dalam inovasi untuk memastikan inklusivitas, keberlanjutan, dan dampak nyata pada masyarakat, serta akses fisik terhadap infrastruktur dan literasi digital masyarakat harus ditingkatkan untuk mencapai inklusi digital yang lengkap.
Sebagai informasi, Konferensi Regional Asia Pasifik FAO (APRC) merupakan forum resmi yang dihadiri para Menteri dan pejabat tinggi negara-negara anggota FAO untuk berdiskusi dan menguraikan permasalahan pangan di kawasan Asia Pasifik serta membangun kerja sama untuk penguatan prioritas dan solusi terkait pangan dan pertanian.
Dalam kesempatan tersebut, ketua delegasi RI, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko menyampaikan bahwa Indonesia memainkan peran strategis dalam mendorong transformasi sistem pangan dan pertanian di kawasan Asia Pasifik.
Selain itu, menurutnya hal ini terlihat dari bagaimana Indonesia diminta menjadi pembicara dalam 7 sesi dari total 10 sesi pada pertemuan tersebut. Ketua Delri juga menyampaikan gagasan regenerasi petani sebagai solusi untuk membangun ketahanan pangan di kawasan.
“Indonesia berbagi pembelajaran dan mendorong solusi-solusi baru untuk membangun ketahanan pangan bersama. Diantaranya, kita usulkan pembentukan pusat pelatihan regenerasi petani kawasan Asia Pasifik di Indonesia,” jelas Moeldoko.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto turut membahas mengenai Prioritas Nasional dan Regional serta komitmen Indonesia dalam mendorong percepatan sistem pangan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan dan upaya pemenuhan ketersediaan pangan bagi 278 juta rakyat Indonesia.
Adapun, untuk penanganan jangka pendek dampak krisis, Pemerintah memprioritaskan penyediaan safety net program bagi vulnerable communities, terutama petani skala kecil dan nelayan.
BACA JUGA:
Dalam dua tahun terakhir sejak pandemi, kondisi pangan kawasan Asia-Pasifik mengalami kemunduran dalam upaya memerangi kelaparan. Maka sangatlah penting untuk melakukan transformasi sistem pangan di kawasan ini agar menjadi lebih efisien, inklusif, berketahanan, dan berkelanjutan.
Di sela-sela pertemuan, Delegasi Indonesia juga melakukan serangkaian pertemuan bilateral yang strategis, untuk mendorong penguatan kerjasama regional, diantaranya bersama dengan Asia Pacific Director General FAO, Chairperson Komite Ketahanan Pangan Dunia (CFS), serta perwakilan Afrika Selatan dan Vietnam.