Bagikan:

JAKARTA - Twitter, Facebook dan Instagram memang jadi media sosial favorit warganet dunia, tak terkecuali di Indonesia. Bahkan kalau dilihat di atas kertas data ketiga media sosial tersebut mempunyai jutaan hingga miliaran pengguna aktif di seluruh dunia. 

Meski begitu, tak sedikit warganet yang justru kangen dan merindukan platform media sosial Friendster. Ya media sosial yang muncul di medio 2000-an ini, banyak diperbincangkan warganet hingga menjadi trending topic di Twitter.

Tampilan muka Friendster

Friendster, sama seperti Facebook, merupakan platform media sosial buatan seorang programer asal Kanada bernama Jonathan Abrams di tahun 2002. Di zamannya, Friendster terbilang sukses menurut data Venture Beat di tahun 2008, platform ini telah memiliki pengguna aktif bulanan mencapai 37,1 juta orang. 

Banyak warganet mengenang kembali fitur andalan yang dimiliki Friendster. Di antaranya fitur testimonial yang bisa memposting kesan dan pesan ke orang yang jadi teman.

Fitur unik lainnya yang membuat Friendster digemari adalah kemungkinan pengguna untuk mengkostumisasi laman muka dan profilnya. Melalui format kode Cascading Style Sheets (CSS) sederhana, termasuk mengizinkan pihak ketiga untuk menciptakan kode-kode unik untuk disematkan ke dalam Friendster. 

Alhasil, tampilan muka dan laman profil pengguna Friendster bisa disesuaikan dengan sesuka hati. Lainnya, merujuk artikel yang dipublikasikan Motherboard, Friendster banyak disukai karena tidak ada debat politik dan berita yang mejeng di laman sosial media pengguna. 

Sayang laman Friedsnter telah lama hilang. Platform media sosial itu telah dijual ke MOL Global milik perusahaan Malaysia, senilai 40 juta dolar AS pada tahun 2009. 

Setelahnya, Friendster kemudian berubah jadi situs web gim online. Seiring waktu data-data dan profil penggunanya kemudian turut dihapus Friendster pada 31 Mei 2011.