Bagikan:

JAKARTA - Kemunculan Artificial Intelligence (AI) telah memicu percepatan industri dari fase sebelumnya. Salah satu produsen chip AI terkemuka, Nvidia percaya bahwa penggunaan AI sangat penting di masa depan.

Menurut CEO Nvidia, Jensen Huang, dalam pidato pengukuhannya pada Sabtu 27 Mei 2023, menyatakan bahwa individu dan perusahaan yang tidak memiliki pengetahuan tentang AI akan tertinggal.

"Perusahaan yang gesit akan memanfaatkan AI dan meningkatkan posisi mereka. Perusahaan yang tidak demikian akan binasa. Sementara beberapa orang khawatir bahwa AI akan mengambil pekerjaan mereka, seseorang yang ahli dalam AI akan mengambilnya,” kata Jensen Huang.

Lebih lanjut, Huang membantah tudingan orang-orang yang takut pekerjaan mereka diambil alih oleh AI. Justru sebaliknya, mereka yang memiliki keahlian di bidang AI yang akan mencuri pekerjaan mereka.

Huang menambahkan industri AI akan mengubah berbagai elemen dalam dunia pekerjaan dan membuka lebih banyak peluang baru bagi orang-orang yang berpengalaman dan mampu menciptakan lebih banyak lowongan. Oleh karena itu, ini saat yang tepat untuk membiasakan diri Anda dengan teknologi AI sebelum terlambat.

"Dalam 40 tahun, kita telah menciptakan PC, Internet, mobile, cloud, dan sekarang era AI. Apa yang akan Anda ciptakan? Apa pun itu, kejarlah seperti yang kami lakukan. Berlari, jangan berjalan. Entah Anda berlari untuk mencari makanan, atau Anda berlari agar tidak menjadi makanan," kata CEO Nvidia itu.

Mengutip CoinSpeaker, Nvidia sebagai perusahaan terkemuka dalam perancangan dan pembuatan unit pemrosesan grafis (GPU), semikonduktor, serta pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, sedang mengalami puncak kejayaannya. Minggu lalu, saham Nvidia melonjak 26 persen setelah laporan prospek pendapatan yang kuat dan peningkatan skala produksi sebagai respons terhadap permintaan yang sangat tinggi.

Pertumbuhan yang mengesankan dan kapitalisasi pasar lebih dari 950 miliar dolar AS (setara Rp14,2 kuadriliun) menjadikan Nvidia di antara perusahaan bernilai triliunan dolar berikutnya, bersanding dengan Apple, Microsoft, Alphabet, dan Amazon.

Meskipun demikian, laporan dari bank investasi Goldman Sachs pada Maret 2023 menyebutkan bahwa AI berpotensi menggantikan hingga 300 juta pekerjaan full-time. Namun di sisi lain, AI juga dapat meningkatkan pertumbuhan laba dan keuntungan perusahaan kendati hal itu berimbas pada meningkatnya biaya pinjaman dan masalah rantai pasokan.