Kaspersky Menjelajahi Industri Deepfake di Darknet, Hasilnya Mengejutkan!
Kaspersky lakukan penelitian deepfake di darknet (foto: Kaspersky)

Bagikan:

JAKARTA - Di era digital saat ini, risiko menjadi korban deepfake semakin meningkat karena penyerang dapat dengan mudah mengekstrak gambar target potensial mereka, ditambah lagi dengan banyaknya teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin mudah digunakan. 

Video dan gambar yang dimanipulasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan berbahaya, termasuk penipuan keuangan, manipulasi politik, balas dendam, dan pelecehan. 

“Penjahat dunia maya semakin sering menggunakan deepfake untuk melakukan berbagai penipuan, termasuk penipuan aset kripto dan pembobolan keamanan biometrik," ujar Vladislav Tushkanov, Lead Data Scientist di Kaspersky dalam keterangan yang diterima pada Jumat, 12 Mei. 

Namun, pembuatan deepfake berkualitas tinggi memerlukan keahlian teknis dan perangkat lunak canggih, itulah sebabnya individu yang ingin membuat media palsu beralih ke layanan pembuatan deepfake yang tersedia di web gelap. 

Dalam sebuah penelitian yang telah dilakukan di darknet, ahli Kaspersky mengungkapkan bahwa ada permintaan yang signifikan untuk deepfake, melebihi pasokan yang tersedia. Orang-orang secara aktif mencari individu yang dapat membuat video palsu untuk mereka. 

Biaya pembuatan atau pembelian deepfake bervariasi tergantung pada kerumitan proyek dan kualitas produk akhir. Dalam beberapa kasus, individu bahkan dapat meminta deepfake untuk target tertentu seperti selebritas atau tokoh politik. Harga per menit video deepfake dapat berkisar dari 300 hingga 20.000 dolar AS atau sekitar Rp4,4 - 290 juta. 

Sejumlah besar postingan yang dianalisis merujuk pada penipuan aset kripto. Beberapa penyedia menawarkan deepfake berkualitas tinggi untuk tujuan penipuan asset kripto. Layanan mereka termasuk membuat "Cryptostreams" atau "Hadiah Kripto Palsu", yang merupakan penipuan populer di mana penyerang mengumpulkan aset kripto dengan menyiarkan hadiah palsu. 

Untuk membuat deepfake ini, scammers menggunakan rekaman selebritas atau menggabungkan video lama untuk meluncurkan streaming langsung di platform media sosial. 

Mereka kerap menunjukkan halaman pre-generated di mana korban diminta untuk mentransfer dari 2.500 hingga 1.000.000 XRP, dengan janji akan menggandakan pembayaran mereka. Akibatnya, pengguna yang terjebak dalam penipuan ini dapat kehilangan mulai dari 1.000 hingga 460.000 dolar AS (Rp14 juta hingga Rp3,8 miliar). 

Selain fakta bahwa deepfake digunakan untuk penipuan keuangan, mereka juga dapat menyebabkan masalah privasi yang besar, contohnya, beberapa pembuat deepfake menawarkan layanan untuk pembuatan video porno. 

Jenis porn-deepfake ini juga dapat digunakan untuk memeras individu, yang menyebabkan kerugian emosional serius dan bahkan kerugian finansial terhadap korban.

"Fakta bahwa ada permintaan yang tinggi untuk layanan pembuatan deepfake juga menunjukkan bahwa individu dan kelompok dengan niat jahat bersedia membayar sejumlah besar uang untuk mendapatkan video semacam itu. Karena teknologi terus meningkat dan menjadi lebih mudah diakses, sangat penting bagi perusahaan dan individu untuk mengambil langkah-langkah perlindungan dari penipuan dan serangan terkait deepfake," tambahnya.