JAKARTA - CEO Binance, Changpeng Zhao atau yang akrab disapa CZ, mengungkapkan bahwa throughput blockchain belum mencukupi untuk membuat bursa dagang Binance menjadi bursa hibrida.
Informasi tambahan, throughput blockchain merujuk pada jumlah transaksi yang dapat diproses oleh jaringan blockchain dalam satuan waktu tertentu. Dalam kata lain, throughput blockchain adalah kemampuan jaringan blockchain untuk memproses transaksi dengan cepat dan efisien.
Hal itu disampaikan CZ dalam menjawab permintaan anggota komunitas yang menginginkan Binance menjadi bursa hibrida (hybrid exchange) untuk berperan sebagai platform perdagangan kripto terpusat (CEX) dan perdagangan kripto terdesentralisasi (DEX) sekaligus.
Dalam kasus Binance, CEO Changpeng ‘CZ’ Zhao mengatakan bahwa throughput blockchain saat ini belum cukup untuk membuat platformnya menjadi bursa terpusat dan terdesentralisasi (hybrid exchange). Dalam hal ini, ia mengacu pada kemampuan jaringan blockchain untuk memproses transaksi secara real-time, memastikan keamanan dana, dan melindungi sistem dari penipuan.
Menurut CZ, hal tersebut lebih mudah diucapkan daripada dilakukan karena bursa harus memastikan keamanan dana dan hal-hal lainnya. CZ menambahkan bahwa saat ini blockchain throughput belum mencukupi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sementara itu, CZ mengatakan bahwa industri kripto membutuhkan lebih banyak bursa kripto terdesentralisasi (DEX). Menurutnya, industri ini membutuhkan opsi lain selain DEX utama yang sudah ada. Melansir CryptoSlate, CZ menekankan bahwa PancakeSwap (CAKE) v3 sudah tersedia di BNB Chain dan Ethereum (ETH).
BACA JUGA:
Meskipun PancakeSwap memiliki pengguna terbanyak, Uniswap (UNI) mendominasi ruang tersebut terkait total nilai aset yang dikunci (TVL) pada protokol. Menurut CZ, hal ini membuat ruang tersebut "terlalu terpusat". Kendati begitu, CZ juga memperingatkan bahwa DEX bisa diretas dan kode mereka dapat dimanfaatkan.
Peningkatan pengawasan regulator pada pertukaran kripto terpusat (CEX) telah menyebabkan volume perdagangan DEX meningkat sejak awal 2023. Menurut data DeFiLlama, volume perdagangan DEX naik hampir 100 persen sejak awal tahun hingga mencapai 133,32 miliar dolar AS (Rp1,9 kuadriliun) pada akhir Maret.
Volume perdagangan DEX yang meningkat telah membuat Uniswap mengalahkan bursa dagang kripto berbasis AS, Coinbase. Uniswap mencatatkan 71,6 miliar dolar AS (sekitar Rp1 kuadriliun) dalam volume perdagangan selama Maret, 45 persen lebih tinggi dari 49,4 miliar dolar AS (Rp738 triliun) yang tercatat di Coinbase.
Sementara itu, volume perdagangan DEX mengalami penurunan sekitar 3 miliar dolar AS (Rp44,8 triliun) pada metrik tahun ke tahun. Pada Maret 2022, DEX mencatatkan total volume perdagangan sebesar 136,4 miliar dolar AS (setara Rp2 kuadriliun).
Para analis melihat naiknya volume perdagangan DEX ini sebagai tanda bahwa perdagangan terdesentralisasi sedang meningkat. Kenaikan volume perdagangan ini menunjukkan bahwa banyak trader lebih memilih bursa dagang terdesentralisasi untuk meminimalkan risiko penipuan dan melindungi privasi mereka.