Bagikan:

JAKARTA - Salah satu lubang hitam paling terbesar yang pernah ada di alam semesta berhasil ditemukan oleh para astronom menggunakan teknik baru. Disebut terbesar karena memiliki 30 miliar kali dari Matahari.

Berbeda dengan lubang hitam supermasif galaksi biasa, yang massanya berkisar dari beberapa juta hingga beberapa miliar massa matahari, para astronom menyebut raksasa kosmik baru ini sebagai lubang hitam ultramasif.

Untuk menemukan lubang hitam ultramasif tersebut, para astronom di Universitas Durham, Inggris dan Institut Max Planck di Jerman, menggunakan campuran pelensaan gravitasi dan simulasi komputer.

"Lubang hitam khusus ini, yang kira-kira 30 miliar kali massa Matahari kita, adalah salah satu yang terbesar yang pernah terdeteksi dan berada di batas atas seberapa besar yang kami yakini bisa menjadi lubang hitam secara teoritis, jadi ini adalah penemuan yang sangat menarik," ungkap fisikawan James Nightingale dari Universitas Durham di Inggris.

Pelensaan gravitasi merupakan teknik yang membuat para astronom mengamati bagaimana cahaya bergerak melalui suatu wilayah ruang. Dalam kasus lubang hitam ultramasif ini, cahayanya melengkung secara eksponensial di sekelilingnya.

Dalam prosesnya, pembengkokan cahaya pada dasarnya meningkatkan citra objek yang jauh, bertindak seperti semacam kaca pembesar kosmik.

Sekelompok astronom pertama kali melihat pembengkokan cahaya di sekitar lubang hitam ultramasif ini di pusat Abell 1201 pada 2003.

Dengan menggunakan teknik tersebut, para astronom dapat mengidentifikasi bagaimana cahaya dibelokkan oleh lubang hitam besar di dalam galaksi yang jauh, meskipun jaraknya ratusan juta tahun cahaya dari Bumi.

Guna membuktikan kebenarannya, para astronom kemudian melihat lokasi dan ukuran lubang hitam itu dengan simulasi superkomputer dari data yang ditangkap oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA, ESA dan mitra internasionalnya.

Data yang dikodekan dalam cahaya bengkok menunjukkan bahwa ia melewati lubang hitam kira-kira 30 miliar kali massa matahari, yang berada di sekitar batas lubang hitam dapat tumbuh.

Penemuan yang diterbitkan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society ini, menandai pertama kalinya lubang hitam ditemukan menggunakan pelensaan gravitasi, seperti dikutip dari ZmeScience, Senin, 3 April.

Dengan teknik ini, para astronom berharap dapat mengintip lebih dalam ke alam semesta dan menemukan lebih banyak lubang hitam ultramasif seperti ini, yang telah masuk ke dalam kategori 10 besar, yang pernah terdeteksi.

“Sebagian besar lubang hitam terbesar yang kita ketahui berada dalam keadaan aktif, di mana materi yang ditarik ke dekat lubang hitam memanas dan melepaskan energi dalam bentuk cahaya, sinar-X, dan radiasi lainnya,” ujar Nightingale.

“Namun, pelensaan gravitasi memungkinkan untuk mempelajari lubang hitam yang tidak aktif, sesuatu yang saat ini tidak mungkin dilakukan di galaksi jauh," imbuhnya.