Twitter Rilis Kode Algoritme Rekomendasi di GitHub, Minta Pengguna Temukan Kekurangannya
Image Credit: dok. Twitter

Bagikan:

JAKARTA - Twitter baru saja menerbitkan kode algoritme rekomendasinya di GitHub untuk dilihat semua orang, seperti yang dijanjikan CEO Elon Musk awal bulan ini.

Kode tersebut merupakan langkah yang sah dari perusahaan untuk menghadirkan algoritme Rekomendasi di GitHub, bukan seperti insiden peretasan sebelumnya.

Jejaring microblogging itu menyatakan, perlu bantuan pengguna untuk menemukan kekurangannya. Di mana hal tersebut merupakan peluang bagi publik untuk dapat memberikan rekomendasi ke platform.

Seperti bagaimana mereka ingin algoritme bekerja, dan menyesuaikannya dengan apa yang diterima secara umum, bukan apa yang ditawarkan perusahaan.

"Di GitHub, Anda akan menemukan dua repositori baru (repo utama, ml repo) yang berisi kode sumber untuk banyak bagian Twitter, termasuk algoritme Rekomendasi kami, yang mengontrol Tweet yang Anda lihat di timeline For You," ungkap Twitter dalam postingan blog.

"Untuk rilis ini, kami bertujuan untuk tingkat transparansi setinggi mungkin, sambil mengecualikan kode apa pun yang akan membahayakan keamanan dan privasi pengguna atau kemampuan untuk melindungi platform kami dari aktor jahat, termasuk merusak upaya kami dalam memerangi eksploitasi dan manipulasi seksual anak," imbuhnya.

Selain itu, kode algoritme juga tidak menyertakan rekomendasi iklan, dan agar memastikan keamanan dan privasi pengguna akan terlindungi, Twitter tidak merilis data pelatihan atau bobot model yang terkait dengan algoritme saat ini.

Dalam posting blog, Twitter menguraikan cara kerja algoritme Rekomendasi, termasuk peringkat dan pemfilteran.

“Fondasi rekomendasi Twitter adalah serangkaian model dan fitur inti yang mengekstrak informasi laten dari Tweet, pengguna, dan data keterlibatan. Model ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penting tentang jaringan Twitter," ujar Twitter.

“(Seperti) seberapa besar kemungkinan Anda akan berinteraksi dengan pengguna lain di masa mendatang? atau, Apa saja komunitas di Twitter dan Tweet apa yang sedang tren di dalamnya?. Dengan menjawab pertanyaan ini secara akurat memungkinkan Twitter memberikan rekomendasi yang lebih relevan," sambungnya.

Dalam sebuah diskusi di Twitter Space yang membahas langkah tersebut, Musk mengatakan dia berharap pengguna dapat menemukan masalah potensial dalam kode dan membantu membuatnya lebih baik.

"Rilis awal kami dari apa yang disebut algoritme akan sangat memalukan dan orang akan menemukan banyak kesalahan, tetapi kami akan memperbaikinya dengan sangat cepat," kata Musk.

Namun, pengguna Twitter juga telah menemukan detail menarik dalam kode itu sendiri. Seperti yang didapat peneliti aplikasi Jane Manchun Wong, di mana algoritme Twitter secara khusus memberi label pembuat Tweet adalah Elon Musk.

Menurut Wong, hal itu menjadi jawaban mengapa tweet Musk begitu sering muncul. Dia juga mencatat, algoritme tersebut memiliki label yang menunjukkan apakah penulis tweet adalah pengguna yang kuat serta apakah mereka seorang Republikan atau Demokrat.

Ketika ditanya menyoal kategori itu di Twitter Space, seorang insinyur Twitter kemudian mengklarifikasi dan menyatakan hanya sebagai tujuan pelacakan stat dan tidak ada hubungannya dengan algoritme.

Dia menambahkan label itu dimaksudkan untuk memastikan pengguna tidak bias terhadap satu grup versus grup lain. Sayangnya, dia tidak membahas mengapa Musk memiliki kategorinya sendiri, seperti dikutip dari Engadget, Sabtu, 1 April.