Bagikan:

JAKARTA - Women in Web3 kian menjadi topik hangat dalam perkembangan industri teknologi blockchain. Di mana saat ini perempuan memiliki peran yang kuat dalam pertumbuhan web3 dan blockchain, baik sebagai founder startup, developer, kreator dan lainnya.

Dunia web3 memang telah membuka peluang baru bagi semua orang untuk berpartisipasi dalam teknologi yang lebih terbuka. Tapi sayangnya, perempuan terkadang menghadapi tantangan unik di ruang web3, mulai dari kurangnya keragaman dalam industri hingga bias gender.

Berangkat dari semangat untuk meningkatkan keberagaman dan inklusivitas dalam industri teknologi dan memberikan wawasan baru inilah, perempuan tertarik untuk memulai karir di Web 3.0, Tokocrypto bersama Fempire menyelenggarakan talkshow "How Women Make the Leap into Web3" pada beberapa hari lalu melalui YouTube Live.

Acara yang dikhususkan untuk merayakan International Women’s Day (IWD) ini mengundang beberapa pembicara perempuan yang ahli di bidang masing-masing. Di antaranya, Mutia Rachmi, Founder and CEO of Back2our, Vanny Bananow, NFT Creators from Bananow, dan Juliana Soetjahja, IT Project Manager of Tokocrypto.

"Masuk ke dalam dunia web3 ini adalah momen di mana saya berpikir, kalau ini terbuka sekali untuk para perempuan, untuk datang ke web3 mengenal seperti apa verse ini  buat kita. Jadi ini adalah momen yang sangat bagus bagi kita semua sebagai perempuan untuk belajar tentang teknologi juga," kata Vanny Bananow, NFT Creators from Bananow.

Aset kripto, NFT, metaverse, dan DeFi, semuanya didukung oleh teknologi blockchain, menunjukkan meningkatnya popularitas adopsi kripto di seluruh dunia.  

Kripto dan blockchain harus menguntungkan semua individu dengan menciptakan lebih banyak peluang kerja, menghilangkan hambatan terhadap kemandirian finansial dan sarana lain bagi orang-orang dari latar belakang dan pengalaman yang berbeda.

Menurut Mutia Rachmi, Founder and CEO of Back2our pemerintah menjadi kunci melihat potensi teknologi (web3) dan pihak swasta mengembangkan produknya lebih baik lagi, maka perkembangan akan melesat. 

"Perempuan sudah berkontribusi di blockchain dan lebih spesifik lagi kripto. Adopsi kripto awal industri berkembang. Masyarakat awam yang paham terkait kripto dan blockchain maka trennya semakin positif," tutur Mutia.