JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa menekankan vitalnya peran perempuan dalam pengembangan sektor pariwisata di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian, dan di saat yang sama menciptakan keseimbangan sosial dan budaya melalui sektor wisata.
“Peran penting perempuan dalam pembangunan nasional sejalan dengan semangat kesetaraan gender yang menjadi salah satu poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini ditekankan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender atau PUG dalam Pembangunan Nasional,” kata Ni Luh dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, mengutip ANTARA, Minggu 8 Desember.
Berdasarkan data UN Tourism Global and Report on Women in Tourism tahun 2019, jumlah perempuan yang berkontribusi dalam sektor pariwisata melebihi 50 persen dibandingkan dengan laki-laki. Di Indonesia, perempuan juga memegang peranan penting bagi kemajuan sektor pariwisata.
Ni Luh juga menyampaikan bahwa berdasarkan data dari Pusdatin Kemenparekraf di tahun 2023, sebesar 54.22 persen tenaga kerja di sektor pariwisata adalah perempuan.
Dengan demikian, Kemenpar siap mendukung peran kaum perempuan dalam pengembangan sektor pariwisata. Salah satunya melalui inisiatif buku berjudul “Inspirasi dari Perempuan di Destinasi Pariwisata Indonesia” dan “Sosok Perempuan Inspiratif di Destinasi Pariwisata Edisi 1 dan 2”.
“Kemenpar sendiri menjadi tuan rumah event internasional, yakni 2nd UN Tourism Women Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific pada Mei 2024. Selain untuk mempromosikan pariwisata Bali kepada dunia, acara ini juga menjadi momentum untuk memperkuat peran perempuan dan kesetaraan gender,” kata Ni Luh.
Meskipun secara persentase perempuan telah memegang posisi dominan di sektor pariwisata, Ni Luh berpendapat masih banyak perempuan yang belum memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin. Bahkan, pekerja perempuan di sektor pariwisata memiliki pendapatan 14.7 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki.
BACA JUGA:
“Secara keseluruhan, kesenjangan ini disebabkan adanya stereotip gender, keterbatasan akses pendidikan, dan keterbatasan peluang tumbuh," kata Ni Luh.
Dia menambahkan, "Oleh karena itu, ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memastikan bahwa perempuan memiliki ruang, peluang, dan pengakuan di setiap aspek khususnya di sektor pariwisata".
Ni Luh Puspa mengatakan bahwa perempuan dan budaya adalah dua pilar penting dalam membangun masa depan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk itu, ada tiga langkah strategis yang perlu dilakukan bersama, yaitu mendorong partisipasi perempuan dalam industri pariwisata, memastikan kesetaraan dalam pengambilan keputusan, dan memanfaatkan teknologi dalam pengambilan keputusan.
Ni Luh juga menjelaskan peran perempuan dalam memajukan pariwisata Indonesia. Beberapa di antaranya sebagai pengambil kebijakan di bidang pemerintahan, pekerja pada destinasi pariwisata, pemengaruh yang mempromosikan dan mengenalkan keindahan destinasi pariwisata Indonesia, serta pelaku ekonomi seperti pengembangan suvenir dan oleh-oleh di destinasi pariwisata.
“Untuk itu, mari kita jadikan perempuan sebagai mitra strategis dalam mempromosikan pariwisata Indonesia ke dunia. Perempuan bukan hanya pilar keluarga, tetapi juga penjaga peradaban, pelopor inovasi, dan inspirasi bagi generasi mendatang,” kata Ni Luh.