Gegara AI, Google Tolak Bayar Sisa Cuti Hamil dan Perawatan Medis Karyawan yang Dipecat
ILUSTRASI UNSPLASH/ Mitchell Luo

Bagikan:

JAKARTA - Google memberhentikan 12.000 karyawannya pada Januari lalu, tapi ternyata perusahaan berlaku tidak adil pada karyawan yang sedang cuti hamil saat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diumumkan.

Seorang wanita, Katherine Wong, sedang hamil delapan bulan ketika dia diberhentikan dari Google pada Januari. Raksasa teknologi itu dilaporkan telah memberi tahu karyawan yang diberhentikan (termasuk Wong), dan memang sebelumnya disetujui untuk cuti, namun mereka hanya akan menerima paket pesangon standar.

Paket standar adalah di mana karyawan akan tetap digaji selama 60 hari serta menerima gaji setidaknya 16 minggu sebagai pesangon, ditambah dua minggu untuk setiap tahun bekerja.

"Hampir tidak mungkin bagi saya untuk mencari pekerjaan saat hamil 34 minggu dan akan pergi cuti melahirkan selama berbulan-bulan," tulis Wong pada unggahannya di LinkedIn.

Melansir CNBC Internasional, Sabtu, 18 Maret, wanita lain yang mengatakan dia berada di Google selama lebih dari sembilan tahun membaca pemberitahuan PHKnya setelah melahirkan.

Lebih dari 100 karyawan juga telah membuat grup yang disebut Diberhentikan saat Cuti, bertujuan meminta Google membayar cuti penuh yang disetujui untuk mereka ambil sebelum pengumuman PHK 20 Januari, termasuk cuti orang tua, membayar biaya medis dan pengasuh.

Anggota kelompok mengatakan keputusan Google itu juga mengganggu perawatan kesehatan. Beberapa mantan pekerja menjelaskan, mereka kehilangan akses ke perawatan medis internal Google pada hari mereka menerima pemberitahuan PHK.

Google telah menawarkan janji temu dokter virtual, tetapi sebaliknya mereka justru meminta karyawan cuti yang di PHK untuk mencari alternatif lain.

Menanggapi hal ini kepada Engadget, Google mengulangi penjelasan pada rencana pembayaran pesangon 16 minggu dan sesuai pernyataan karyawan tersebut.

Perusahaan mengklaim akomodasinya untuk orang-orang yang sedang cuti sangat menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan lain.

Karyawan yang terkena dampak menuntut agar CEO Google Sundar Pichai dan manajemen lainnya segera mengklarifikasi kebijakan cuti tersebut.

Sementara itu, perusahaan melakukan PHK dengan salah satu alasan ingin berfokus pada pengembangan Kecerdasan Buatan (AI) lebih dalam, termasuk yang belum lama ini meluncur, Bard. Google siap untuk menyelesaikan persyaratan pesangon paling cepat 31 Maret.