Bagikan:

JAKARTA - Larry Fink, CEO dari BlackRock, raksasa manajemen aset senilai 10 triliun dolar AS (setara Rp153,6 kuadriliun), mengindikasikan bahwa tokenisasi mungkin akan menjadi tren besar berikutnya dalam dunia kripto.

Dalam surat tahunan yang dikirimkan kepada para investor, Fink menarik perhatian pada kemajuan dramatis dalam pembayaran digital yang terjadi di pasar negara berkembang dan membandingkannya dengan laju inovasi yang lamban di pasar negara maju seperti AS.

Menurut Fink, fragmentasi kategori aset ke dalam token menghadirkan prospek yang sangat menggembirakan. Dia melihat peluang dalam ruang aset digital di mana teknologi yang mendasarinya dapat meningkatkan efisiensi pasar modal, memperpendek rantai nilai, dan meningkatkan aksesibilitas bagi para investor.

BlackRock, di bawah kepemimpinan Fink, secara aktif menyelidiki ranah aset digital dengan penekanan pada blockchain berizin dan konversi saham dan obligasi menjadi token. Namun, Fink mengakui bahwa meskipun industri ini semakin matang, masih belum ada kejelasan regulasi.

Dia meyakinkan para investor bahwa BlackRock akan menerapkan standar dan kontrol yang sama untuk kripto seperti yang mereka lakukan di seluruh bisnis mereka.

Fink juga memprediksi bahwa sebagian besar perusahaan kripto akan gagal selama penampilannya baru-baru ini di sebuah pertemuan. Dia mengungkapkan bahwa BlackRock memasukkan $24 juta ke dalam bursa FTX yang sudah tidak aktif, tetapi kemudian dipaksa untuk menandai jumlah itu menjadi nol.

Dengan adanya perhatian dari salah satu pemain terbesar di industri keuangan, tokenisasi dapat menjadi tren besar berikutnya dalam dunia kripto. Namun, para pelaku di pasar kripto harus memperhatikan kejelasan regulasi sebelum memulai aksi dalam ruang aset digital.