JAKARTA - Baidu, perusahaan teknologi asal China, telah merilis chatbot berbasis kecerdasan buatan yang dinamai Ernie Bot pada Kamis 16 Maret. Namun, investor kecewa dengan penggunaannya yang masih menggunakan video prarekaman dan absennya peluncuran publik, sehingga saham Baidu justru turun.
Presentasi yang berlangsung selama lebih dari satu jam itu memperlihatkan apa yang bisa menjadi pesaing terkuat China terhadap ChatGPT, lab penelitian AS OpenAI. Namun, berbeda dengan ChatGPT, Ernie Bot hanya dibatasi pada video-video singkat yang memperlihatkan kemampuan chatbot dalam melakukan perhitungan matematika, berbicara dalam dialek Tiongkok, serta membuat video dan gambar dengan bantuan prompt teks.
ERNIE Bot is a versatile model that can generate text, images, audio, dialect speech, and video.#Baidu #ERNIEBot #AI #generativeAI pic.twitter.com/NUX4MhBvkz
— Baidu Inc. (@Baidu_Inc) March 16, 2023
Hanya sekelompok pengguna tertentu yang bisa mencoba Ernie Bot dengan kode undangan, sementara perusahaan bisa mendaftarkan chatbot ke dalam produk mereka melalui platform cloud Baidu.
Saham Baidu di Hong Kong jatuh sebanyak 10%, kemudian ditutup 6,4% lebih rendah setelah CEO Baidu, Robin Li, berbicara, dan nilai pasar perusahaan turun lebih dari $3 miliar. "Presentasi ini terlihat lebih seperti monolog dan ditulis skrip-nya, bukan sesi interaktif yang orang cari. Tidak ada tanggal peluncuran lunak yang diberikan, yang kemungkinan memicu sentimen negatif," kata Kai Wang, analis dari Morningstar, yang juga dikutip Reuters.
BACA JUGA:
Baidu dilihat sebagai pemimpin dalam perlombaan di China antara perusahaan teknologi besar dan startup untuk mengembangkan pesaing ChatGPT dari Microsoft. Ernie Bot didasarkan pada model deep learning AI Baidu, Ernie, yang merupakan singkatan dari "Enhanced Representation through Knowledge Integration".
Li sendiri memperingatkan bahwa chatbot ini belum sempurna selama presentasi di markas besar Baidu di Beijing yang juga disiarkan langsung di sembilan platform. Namun, ia mengatakan Ernie Bot diperkenalkan karena permintaan pasar.
Baidu selama ini telah menginvestasikan berbagai riset di bidang kecerdasan buatan dan deep learning selama bertahun-tahun dan berencana menggunakan Ernie Bot untuk merevolusi mesin pencari, serta meningkatkan efisiensi di bidang cloud, mobil pintar, dan peralatan rumah tangga. "Sebanyak 650 perusahaan telah menyatakan akan bergabung dengan ekosistem Ernie," kata Li.