Bagikan:

JAKARTA - Kasus dugaan penipuan dan pencucian uang melalui aset kripto terus menjadi sorotan di dunia. Baru-baru ini, Securities and Exchange Commission (SEC) AS mengajukan gugatan terhadap Terraform Labs dan CEO-nya, Do Kwon, atas tuduhan penipuan dan melakukan "penipuan aset kripto bernilai miliaran dolar".

Akibatnya, DOJ dan FBI dilaporkan sedang menyelidiki Terraform Labs. Alexander Osipovich dari Wall Street Journal melaporkan bahwa beberapa sumber mengungkapkan bahwa FBI dan DOJ Southern District of New York telah memeriksa mantan anggota tim Terraform Labs.

Penyelidikan DOJ dan FBI diduga sejalan dengan tuduhan SEC dan memeriksa hubungan antara Terraform Labs (TFL) dan perusahaan pembayaran asal Korea Selatan, Chai.

Daniel Shin, salah satu pendiri TFL, juga merupakan pencipta Chai. Beberapa laporan media sosial menunjukkan bahwa Terraform Labs dan Chai memiliki hubungan yang tidak biasa. Hal ini diduga menjadi dasar dari tuduhan bahwa Chai membantu Terra mencuci uang. Pada pertengahan November 2022, pihak berwenang Korea Selatan juga sedang menyelidiki Chai dan Daniel Shin.

Sampai saat ini, baik DOJ maupun Terraform Labs menolak berkomentar terkait kasus ini. Tidak diketahui secara pasti apa yang menjadi dasar penyelidikan DOJ, namun beberapa sumber menyatakan bahwa isu tersebut mirip dengan tuduhan SEC.

Di sisi lain, pengacara Do Kwon dan Terraform Labs sedang berupaya mencabut gugatan SEC. Kwon sendiri membantah keras telah melakukan penipuan. Saat ini, Kwon tidak aktif di media sosial sejak 1 Februari 2023.

Kasus ini mempengaruhi nilai aset kripto Terra USD (UST) yang sebelumnya dikenal sebagai stablecoin Terra. Saat ini, USTC diperdagangkan dengan harga 0,023 dolar AS (Rp353) per unit. Sementara itu, aset kripto native Terra, LUNA, yang sekarang dikenal sebagai Luna Classic (LUNC), diperdagangkan dengan harga 0,00013233 dolar AS per koin pada hari Selasa.

LUNA versi terbaru, LUNA 2.0, saat ini diperdagangkan dengan harga 1,42 dolar AS (Rp21 ribuan) per unit. Namun, keberadaan CEO TFL, Do Kwon, tidak diketahui. Para jaksa di Korea Selatan mencurigai bahwa Kwon mungkin berada di Dubai atau bahkan Serbia.

Kasus ini menunjukkan pentingnya pengawasan terhadap aset kripto dan perusahaan yang beroperasi di dalamnya. Terlepas dari potensi keuntungan yang ditawarkan oleh aset kripto, risiko keamanannya juga harus dipertimbangkan dengan serius. Dalam hal ini, peran lembaga pengawas dan regulasi seperti SEC sangat penting untuk mencegah kasus-kasus serupa terjadi di masa depan.