JAKARTA - Kamar Dagang Amerika Serikat pada Kamis 9 Maret menyatakan perlunya pengaturan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memastikan bahwa teknologi itu tidak membahayakan pertumbuhan atau menjadi risiko keamanan nasional. Ini merupakan sikap berbeda dari kelompok pengusaha biasanya yang menentang regulasi.
Meskipun belum ada legislasi yang diusulkan untuk AI, program kecerdasan buatan yang berkembang pesat, ChatGPT, yang telah dipuji karena kemampuannya menulis jawaban dengan cepat untuk berbagai pertanyaan, telah menimbulkan kekhawatiran legislator AS tentang dampaknya terhadap keamanan nasional dan pendidikan.
MUST READ: With over 87 expert witnesses and input from stakeholders in the U.S. and abroad, our new #ChamberAICommission report provides valuable insights for policymakers on managing the impact of #AI on our economy and society. https://t.co/lYSTwMzhT4 pic.twitter.com/0TyQqJhb1Z
— U.S. Chamber (@USChamber) March 9, 2023
Laporan Kamar Dagang tersebut berpendapat bahwa pembuat kebijakan dan pemimpin bisnis harus segera meningkatkan upaya mereka untuk menetapkan kerangka regulasi yang didasarkan pada risiko untuk memastikan AI digunakan secara bertanggung jawab.
Laporan tersebut menambahkan bahwa AI diperkirakan akan menambahkan 13 triliun dolar AS (Rp201.513 triliun) pada pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2030 dan telah memberikan kontribusi penting seperti mengatasi kekurangan perawat rumah sakit dan memetakan kebakaran hutan untuk mempercepat respons petugas darurat. Laporan tersebut menekankan perlunya manusia untuk siap menghadapi ketersebaran dan bahaya potensial dari teknologi tersebut.
BACA JUGA:
Laporan tersebut menyatakan bahwa dalam 20 tahun ke depan, "hampir setiap" bisnis dan lembaga pemerintah akan menggunakan AI.
Sebagai hasil dari komisi kecerdasan buatan yang didirikan oleh Kamar Dagang tahun lalu, laporan tersebut sebagian merupakan pengakuan tentang peran kritis yang akan dimainkan oleh komunitas bisnis dalam implementasi dan pengelolaan AI.
Meskipun menyerukan lebih banyak regulasi, namun Kamar Dagang tetap berhati-hati dengan mencatat bahwa ada kemungkinan luas tentang bagaimana regulasi diterapkan.
"Daripada mencoba mengembangkan kerangka regulasi yang cocok untuk semua, pendekatan regulasi AI ini memungkinkan pengembangan pedoman dan praktik terbaik yang fleksibel dan khusus untuk industri," kata laporan tersebut, dikutip Reuters.