Bagikan:

JAKARTA - Sebuah survei global baru yang dilakukan oleh Kaspersky berjudul “The smart home of almost everything: From the fridge to TV, how we’ll embrace the year of the virtual assistant in 2023” mengungkapkan hambatan, serta penggunaan dari perangkat rumah pintar.

Menurut survei tersebut, lebih dari separuh konsumen (56%) yang memiliki peralatan rumah pintar atau smart home, merasa bertanggung jawab atas keamanan sibernya. 

Lebih dari itu, Kaspersky melihat beberapa daftar perangkat yang banyak menimbulkan kekhawatiran konsumennya, yang di antaranya adalah kamera yang terhubung ke internet untuk memantau bayi dan hewan peliharaan serta pintu dan kunci pintar.

Menurut survei tersebut, sebanyak 31 persen konsumen mengatakan kekhawatirannya terhadap kamera untuk memantau bayi dan hewan peliharaan tersebut. Sedangkan 30 persen lainnya juga mengkhawatirkan perangkat kunci pintar di rumah mereka. Karena menurut mereka, kedua kasus tersebut  adalah "isu yang sangat memprihatinkan."

Data berikutnya mengenai perangkat yang paling sedikit mengkhawatirkan bagi pengguna adalah perangkat pembersih pintar seperti penyedot debu yang terhubung ke internet, dengan 35 persen mengatakan keamanannya tidak menjadi perhatian mereka sama sekali. Hal yang sama berlaku untuk sistem kontrol iklim (32%) dan pencahayaan cerdas (smart lighting) (34%).

“Seiring meningkatnya tingkat adopsi perangkat pintar, kami melihat pengguna lebih memperhatikan keamanan dan mencoba memastikan pengalaman terbaik saat membangun hubungan jangka panjang dengan gadget mereka. Ini juga menunjukkan bahwa di masa depan, kita mungkin melihat produsen perangkat IoT dan penyedia layanan internet mendukung ekosistem bisnisnya dengan lebih memperhatikan keamanan siber, serta kemungkinan mengintegrasikan fitur keamanan siber ke penawaran mereka, untuk memenuhi harapan konsumen," ujar Marina Titova, VP Consumer Product Marketing di Kaspersky.