YOGYAKARTA – Masyarakat perlu mengetahui arti gempa tremor. Gempa ini sedikit berbeda dengan gempa pada umumnya karena berkaitan dengan aktivitas vulkanik gunung api aktif. Istilah ini tidak hanya digunakan di Indonesia, namun di berbagai dunia. Lalu, apa itu gempa tremor?
Arti Gempa Tremor dan Penyebabnya
Jika Anda tinggal di zona yang aktif secara seismik, maka akan sering mendengar kata gempa tremor. Istilah tremor sendiri diartikan sebagai gerakan ringan yang terjadi secara berulang.
Secara umum gempa tremor adalah getaran yang kekuatannya relatif kecil namun terjadi secara sering atau berulang. Keberadaan gempa tremor bisa diartikan sebagai sebuah pertanda adanya aktivitas vulkanik di sebuah gunung berapi. Saat gempa ini terjadi, biasanya akan ada letusan gunung setelah gempa terjadi.
Gempa tremor disebabkan oleh gerakan magma atau batuan yang meleleh dari dalam perut bumi. Yakni saat magma bergerak dari dalam bumi mengalir ke permukaan hingga menyebabkan adanya perubahan tekanan. Di titik tertentu, batuan ini bisa pecah menimbulkan sebuah pergerakan. Proses pemecahan atau pergerakan ini yang menghasilkan gempa bumi.
Retakan kecil akan menyebabkan guncangan, dan terjadi secara berulang dan bertahap. Gempa ini memang sangat lemah, bahkan sulit untuk merasakan gempa. Namun aktivitas tersebut tetap akan terdeteksi dan terekam oleh seismograf atau intsrumen pemantau gempa lainnya.
Penyebab lain gempa tremor adalah adanya pergerakan magma secara tiba-tiba yang kemudian terhalang oleh batu yang keras. Makin besar pergerakan magma yang tertutup batu keras, makin terasa pula getarannya. Dalam pengawasannya, magnitudo gempa diukur dalam satuan skala Richter, sedangkan intensitas gempa diukur dengan skala Mercalli.
Beberapa sumber mengatakan bahwa gempa bumi tremor bisa terjadi di luar faktor alam seperti aktivitas penambangan batu, peledakan, eksplorasi minyak, atau bisa pula terjadi karena ledakan nuklir yang dilakukan oleh manusia.
Gempa tremor dibagi menjadi dua jenis yakni tremor harmonik dan tremor non-harmonik. Tremor harmonik adalah pergerakan magma yang masuk ke jalur gunung api dengan disertai resonansi lantaran pemanasan hidrotermal yang dangkal. Biasanya durasinya juga lebih panjang.
BACA JUGA:
Sedangkan tremor non-harmonik juga disebut dengan spasmodic burst atau spasmodic tremor secara sederhana adalah serangkaian gempa vulkanik, yakni saat satu gempa muncul di tengah gempa sebelumnya yang masih berlangsung. Mekanisme tremor ini berbeda dan biasanya resonansianya lebih tinggi. Namun durasinya lebih pendek dan amplitudonya juga lebih kecil.
Di Indonesia, gempa tremor kerap terjadi karena adanya aktivitas seismik. Salah satu contohnya adalah getaran yang terjadi di Kabupaten Karangasem, Bali, pada bulan September 2017. Kala itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus melakukan pemantauan terhadap Gunung Agung, Bali.
Gempa tremor memang dijadikan sebagai parameter untuk mewaspadai adanya erupsi di gunung api. Jika gerakan terus mengalami peningkatan, maka otoritas setempat akan segera mengeluarkan peringatan kepada masyarakat dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membantu melakukan evakuasi masyarakat dari zona bahaya.
Namun patut diketahui bahwa aktivitas vulkanik tidak selalu ditandai dengan adanya getaran tremor. Selain itu, terjadinya erupsi gunung berapi juga tidak bisa diprediksi secara tepat meski sebelumnya telah muncul tanda berupa gempa tremor.
Itulah arti gempa tremor. Untuk mendapatkan informasi menarik lain kunjungi VOI.ID.