Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang terjadi secara global sepanjang tahun 2020, memberikan dampak buruk terhadap berbagai bidang kehidupan. Namun, pandemi ini memberikan dampak sebaliknya terhadap bidang operasi kosmetik atau bedah plastik di Korea Selatan.

Terkenal sebagai 'ibukota' bedah plastik di dunia, nilai industri ini malah tumbuh sebesar 9,2 persen atau mencapai 10,7 miliar dollar AS atau sekira Rp148,6 triliun dibanding sebelumnya. 

Melansir Reuters, platform bedah plastik online terbesar di Korea selatan Gangnam Unni memprediksi nilai bisnis ini akan mencapai 11,8 miliar dollar AS atau sekira Rp164 triliun di tahun 2021 ini. 

Data Gangnam Unni, jumlah penggunanya mengalami lonjakan sebesar 63 persen pada tahun lalu menjadi sekitar 2,6 juta orang dibanding tahun sebelumnya. Sementara mereka yang berkonsultasi naik menjadi 1 juta sesi atau dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Kondisi ini disebut lantaran banyak warga Korea Selatan memanfaatkan pandemi COVID-19, di mana orang harus memakai masker dan melakukan segala sesuatunya dari rumah. Untuk melakukan bedah plastik tanpa khawatir menjadi pusat perhatian di tempat umum.

Momen pandemi

Ini seperti diutarakan oleh Ryu Han-na, mahasiswi yang menjalani operasi plastik di bagian hidung pada medio Desember 2019 lalu. Ingin memiliki hidung yang bagus, ia memutuskan untuk melakukan bedah plastik, lantaran bisa melakukan pemulihan di rumah dan mengenakan masker di tempat umum. 

"Saya selalu ingin melakukan operasi hidung. Saya pikir ini akan menjadi yang terbaik untuk melakukannya, sebelum orang mulai melepas masker dan vaksin tersedia di tahun 2021," katanya.

"Memang akan ada memar dan bengkak akibat operasi. Tapi, karena kita semua memakai masker, saya pikir itu bisa membantu (menyembunyikannya)," sambung Ryu yang merogoh kocek sebesar 4,4 juta Won Korea atau sekira Rp56,4 juta untuk melakukan operasi plastik.

Ilustrasi opersi plastik
Ilustrasi operasi plastik. (Bofu Shaw/Unsplash)

Umumnya masyarakat Korea Selatan melakukan operasi plastik pada bagian wajah, semisal hidung dan bibir yang bisa disembunyikan di balik masker. Kendati ada juga bagian wajah lainnya yang manjadi favorit operasi plastik.

"Permintaan bedah dan non-bedah pada mata, alis, batang hidung dan dahi (bagian yang tidak tertutup masker) pasti meningkat," kata ahli bedah dari Klinik Bedah Plastik WooAhIn Park Cheol-woo, yang juga bertanggung jawab dalam operasi plastik yang dijalani Ryu.

Menariknya, rumah sakit dan klinik bedah plastik menduduki peringkat ketiga penyerapan dana bantuan darurat Pandemi COVID-19 di Korea Selatan pada kuartal ketiga dan keempat tahun 2020.   

Dari 14,2 trilliun Won Korea atau sekira Rp182,4 triliun dana bantuan darurat dari pemerintah, sebanyak 10,6 persen dihabiskan untuk rumah sakit dan apotek meski tanpa dirinci jenisnya. 

"Saya rasa ini semacam balas dendam, dimana pelanggan mengekspresikan emosi terpendam dengan melakukan prosedur operasi plastik," kata ahli bedah Shin Sang-ho yang mengoperasikan Klini Bedah Plastik Krismas di Pusat Distrik Gangnam.  

Kendati sukses bertahan dengan fokus pada pelanggan dalam negeri dibanding luar negeri di tengah pembatasan akibat COVID-19 yang terjadi sepanjang tahun lalu. Ancaman gelombang ketiga virus corona tetap menjadi perhatian para pelaku industri ini.