Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa bursa kripto Indonesia akan segera hadir sebelum bulan Juni tahun ini.

Meningkatnya jumlah pelaku perdagangan aset kripto di Indonesia (lebih dari 16,55 juta orang) mungkin menjadi salah satu alasan dihadirkan bursa kripto. 

Awal Januari lalu, Kemendag mengungkapkan bahwa adanya bursa kripto ini akan mempermudah Bappebti dalam memperoleh informasi dari exchanger atau pelaku perdagangan.

"Dari 25 bursa kripto yang ada, hanya sekitar 5 yang aktif. Mudah-mudahan kita punya bursa kripto, dan sebelum bulan Juni nanti kita sudah launching bursa kripto Indonesia," kata Mendag Zulkifli dalam acara Bulan Literasi Kripto 2023, yang dilaksanakan pada Kamis, 2 Februari di Jakarta. 

Selain itu, baik Bappebti dan ASPAKRINDO dapat memberlakukan tata kelola perdagangan aset kripto lebih baik. ASPAKRINDO bisa memberikan masukan kepada Bappebti selaku regulator, begitu juga sebaliknya.

Dalam acara yang sama, Plt Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko mengatakan bahwa meningkatnya pembayaran aset kripto di Indonesia tidak dibarengi dengan literasi lebih lanjut tentang industri ini. 

"Banyak masyarakat yang tidak paham betul tentang aset kripto. Di Indonesia sendiri terdapat 16,55 juta pelanggan aset kripto, namun tingkat pemahaman belum berjalan baik. Masih ada platform yang belum terdaftar Bappebti," ujar Didid. 

Jadi Didid mengungkapkan bahwa adanya BLK 2023 ini sangat diperlukan untuk membangun pemahaman di tengah masyarakat agar perdagangan aset kripto bisa menjadi lebih baik.

"Untuk menyampaikan awareness, dan saran untuk menjalin hubungan yang lebih baik antar aktor aset kripto," pungkasnya. 

Didukung oleh 25 anggota ASPAKRINDO, komunitas, institusi, serta pihak terkait perdagangan pasar fisik Aset Kripto di Indonesia, BLK 2023 akan diselenggarakan selama Bulan Februari 2023 di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Semarang, Surabaya dan Makassar baik secara offline, online ataupun hybrid.