JAKARTA - Regulator Australia menduga raksasa teknologi seperti Apple dan Microsoft tidak banyak berusaha untuk menghapus video dan gambar eksploitasi seksual anak dari platform digital mereka sendiri.
Setelah bertahun-tahun berbicara dengan perusahaan, sekarang Komisaris e-Safety Australia Julie Inman Grant menggunakan undang-undang baru dengan memaksa kedua perusahaan itu untuk mengungkapkan bagaimana mereka menangani masalah tersebut.
Laporan yang dirilis kemarin, menyoroti penggunaan teknologi deteksi yang tidak memadai dan waktu respons yang lambat dan dapat berlangsung hingga berhari-hari.
Grant juga mengatakan, Apple dan Microsoft tidak sering bertindak mendeteksi materi pelecehan anak yang disimpan di layanan iCloud dan OneDrive mereka.
"Beberapa perusahaan teknologi terbesar, terkaya, dan paling kuat di dunia menutup mata terhadap TKP yang terjadi di platform mereka, dihosting di layanan berbasis cloud, disebarkan melalui layanan perpesanan, dan mereka sama sekali cukup tidak melakukannya," jelas Grant kepada ABC News.
Dari kedua perusahaan itu, tidak ada yang menggunakan alat untuk mendeteksi penyalahgunaan streaming langsung dalam obrolan video di Skype, Microsoft Teams, atau FaceTime, padahal teknologinya tersedia, dan produk deteksi yang dikembangkan Microsoft digunakan oleh lembaga penegak hukum.
"Penggunaan teknologi yang tersedia secara luas, yang jelas tidak memadai dan tidak konsisten untuk mendeteksi materi dan dandanan pelecehan anak, ini menimbulkan kekhawatiran," ujar Grant.
BACA JUGA:
Melansir Reuters, Jumat, 16 Desember, seorang juru bicara Microsoft menyatakan perusahaan berkomitmen untuk memerangi proliferasi materi pelecehan, tetapi karena ancaman terhadap keselamatan anak-anak terus berkembang seiring waktu.
"Dan aktor jahat menjadi lebih canggih dalam taktik mereka, kami terus menantang diri kami sendiri untuk menyesuaikan tanggapan kami," ungkap juru bicara Microsoft.
Sebagai informasi, minggu lalu Apple mengumumkan akan berhenti memindai akun iCloud penggunanya dalam tujuan untuk mendeteksi materi pelecehan anak, mengikuti tekanan dari pendukung privasi.
Menurut Grant, itu merupakan langkah mundur dari tanggung jawab mereka untuk membantu menjaga keamanan anak-anak.
Selain Apple dan Microsoft, Meta yang memiliki Facebook, Instagram dan WhatsApp, serta Snap yang memiliki Snapchat juga mendapat permintaan informasi dari regulator Australia tersebut.