JAKARTA - Saat menjelajahi danau kuno di Mars, robot penjelajah NASA Perseverance tidak sengaja merekam suara pertama setan debu (dust devil) planet tersebut menggunakan mikrofonnya. Rekaman itu bisa menjadi kunci untuk memahami bagaimana atmosfer dan cuaca di sana.
Mikrofon yang disematkan di instrumen SuperCam Perseverance itu merekam setan debu Mars pada 27 September 2021 dengan kecepatan angin 25 mph. Setan debu, atau angin puyuh debu, biasa terjadi di Mars, dan merupakan bagian dari pola cuaca di Planet Merah.
Para ilmuwan telah lama memiliki bukti keberadaan setan debu di Mars, seperti yang telah difoto selama bertahun-tahun. Namun, klip audio berdurasi 11 detik ini adalah pertama kalinya manusia dapat mendengar seperti apa suaranya.
Perseverance telah mendeteksi 90 setan debu yang lewat di atas tubuhnya, tetapi peristiwa ini adalah pertama kalinya robot penjelajah cukup beruntung untuk menyalakan mikrofonnya pada saat itu.
"Selama klip 11 detik yang ditangkap oleh mikrofon, ada dua periode angin frekuensi rendah saat dinding depan dan belakang dari setan debu melewati rover," kata penulis studi utama Dr. Naomi Murdoch, peneliti di University of Toulouse's Higher. Institut Penerbangan dan Antariksa.
Dalam audio itu, terdengar retakan dan desis yang dikatakan para peneliti sebagai butiran debu yang menghantam Perseverance.
Para peneliti dapat menghitung partikel-partikel di setan debu saat menabrak robot penjelajah, yang mengarah ke jenis pengukuran yang benar-benar baru di planet merah.
"Ini adalah pertama kalinya sebuah instrumen mampu mengukur debu yang beterbangan di Mars," ujar Murdoch.
Gambar dan data lain yang dikirim kembali oleh Perseverance juga mengonfirmasi apa yang terjadi. Ketika para peneliti menyatukan semua elemen yang dikumpulkan oleh penjelajah, mereka menentukan setan debu mencapai tinggi lebih dari 118 meter dan membentang 25 meter, sekitar 10 kali lebih besar dari robot penjelajah itu sendiri.
"Meski ini terdengar seperti angin puyuh yang sangat besar, itu adalah ukuran rata-rata untuk setan debu Mars," ungkap Murdoch.
BACA JUGA:
Melansir CNN Internasional, Kamis, 15 Desember, para peneliti terkejut menemukan debu menumpuk di dalam setan debu, bukan hanya dibawa ke dalam dinding luar, mungkin karena setan debu masih dalam proses pembentukan saat bergerak di atas Perseverance.
Informasi tersebut berguna untuk astronot di masa depan agar mereka tidak perlu khawatir tentang angin kencang yang meniup antena atau habitat.
Selain itu, ini juga memberikan bukti substansial dari hipotesis lama yaitu, angin sepoi-sepoi Mars bertanggung jawab untuk meniup pasir dari panel surya penjelajah lain, membantu mereka bertahan lebih lama dari yang direncanakan semula.
Setan debu memiliki reputasi sebagai penolong sekaligus berbahaya di Mars. Hal itu dialami oleh robot pendarat InSight yang telah menghabiskan empat tahun mempelajari gempa dan fenomena di Planet Merah tersebut.
Lapisan debu berkumpul di panel surya milik InSight dan mencegahnya mengisi daya yang cukup untuk mengoperasikan instrumennya. Hingga kini belum ada cara untuk menyelamatkannya.
Pasalnya, setan debu sering muncul di Kawah Jezero, tempat Perseverance mendarat, tetapi mereka tampaknya tidak ada di area InSight berada, yakni di dataran datar Elysium Planitia dan para peneliti tidak yakin mengapa.
“Dalam kasus InSight, debu telah mengendap dari atmosfer ke panel surya. Namun, karena tidak ada angin puyuh yang mampu mengangkat debu di wilayah InSight, angin puyuh tersebut tidak mampu membersihkan panel surya,” tutur para peneliti.
Perseverance mengumpulkan sampel batuan Mars pertamanya dari permukaan planet pada September 2021, setelah mendarat di permukaan planet pada Februari sebelumnya.
Penjelajah akan menghabiskan tahun-tahun mendatang untuk mencari tanda-tanda kehidupan mikroba purba dalam misi yang akan membawa kembali sampel ke Bumi dan mempersiapkan jalan bagi pengunjung manusia di masa depan.
Untuk mendengarkan suara setan debu Mars, Anda bisa mengunjungi laman resmi NASA. Di sini!