JAKARTA - Menteri Keamanan Inggris Tom Tugendhat prihatin tentang meningkatnya jumlah remaja yang membaca berita di situs media sosial seperti TikTok milik China.
Menurut Tugendhat, algoritme aplikasi yang direkayasa oleh negara asing seperti TikTok dan lainnya adalah tantangan bagi demokrasi Inggris.
"Kita seharusnya tidak membuat mereka dipengaruhi oleh kekuatan luar dan tangan tersembunyi. Sudah terlalu lama campur tangan asing perlahan-lahan merayap ke dalam demokrasi Inggris,” ujar Tugendhat dalam pidatonya di lembaga pemikir Policy Exchang, kemarin.
Defending our democracy from state-based foreign threats is a challenge for us all.
We must ensure we keep ourselves free and open while confronting the lies that could tear us apart.
My speech at @Policy_Exchange today:https://t.co/wrakQ5o3XH pic.twitter.com/A5bibZzd4K
— Tom Tugendhat (@TomTugendhat) December 13, 2022
Dia memperingatkan musuh Inggris, yang termasuk China, Rusia dan Iran dapat menantang demokrasi Barat melalui teknologi, dan dengan meningkatnya jumlah remaja yang mengandalkan TikTok serta situs media sosial lainnya sebagai sumber informasi utama mereka, itu cukup memprihatinkan.
Sementara media tradisonal sudah jarang diminati, tetapi banyak remaja terlibat dengan situs yang diatur oleh algoritma yang diprogram oleh negara asing, membentuk apa yang mereka lihat.
Perlu dicatat, negara-negara asing memiliki pengaruh yang cukup besar atas algoritma yang merupakan editor pada sumber-sumber ini.
"Kenyataannya adalah kontrol editorial dilakukan oleh algoritma yang diprogram oleh individu. Gagasan bahwa ini adalah keputusan editorial beberapa aktor netral yang dikontrol secara ilmiah, mereka bukan, mereka dipilih," tutur Tugendhat.
BACA JUGA:
Tugendhat adalah salah satu politisi yang telah diberi sanksi oleh China. Dia menyatakan, aplikasi itu akan memengaruhi pemikiran remaja dan dapat menghadirkan ancaman jangka panjang yang mungkin merendahkan kedaulatan negaranya.
"Pengaruh platform media sosial pada generasi muda kita di sini di Inggris dan di seluruh dunia sangat luas. Konten di platform ini akan memengaruhi pikiran," jelas Tugendhat.
Usai Tugendhat menyuarakan keprihatinan atas pengiriman data pengguna ke China, akun resmi TikTok parlemen Inggris ditutup.
Melansir Daily Mail, Rabu, 14 Desember, seorang juru bicara TikTok mengatakan, mereka adalah platform independen, yang memiliki tim kepemimpinan global.
"Kami terbuka tentang cara kerja sistem rekomendasi kami, dan menerbitkan laporan transparansi reguler yang menunjukkan moderasi konten kami dalam praktiknya," ungkap juru bicara TikTok.
"Kami bekerja untuk memberi peneliti, akademisi, dan masyarakat sipil lebih banyak akses ke data tentang konten dan aktivitas di platform kami," imbuhnya.