JAKARTA - Twitter, menurut CEO TikTok Shou Zi Chew sedang berada di jalur yang berpotensi berbahaya karena melakukan banyak pemecatan karyawan. Parahnya lagi para pegawai itu rata-rata cukup piawai di bidangnya.
Chew membuat komentar itu sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang apakah TikTok dapat beroperasi secara efektif jika memecat setengah stafnya, seperti yang dilakukan Twitter di bawah kepemimpinan Elon Musk.
“Saya harap hari itu tidak pernah datang,” kata Chew sambil tertawa saat menghadiri Forum Ekonomi Baru Bloomberg di Singapura kemarin.
Dia menambahkan, tidak perlu memberhentikan 50 persen pekerja hanya untuk mencapai standar produktivitas yang telah mereka tetapkan sendiri.
Saat ditanya apakah dia bisa mengelola TikTok dengan setengah personelnya hari ini, Chew mengalihkan pembicaraan ke pentingnya memiliki staf yang tepat.
“Cara kita diatur adalah cara di mana kita tidak perlu memberhentikan separuh tenaga kerja untuk mencapai tingkat efisiensi yang ingin kita capai,” ujar Chew.
Melansir Time, Kamis, 17 November, TikTok telah mendapat pengawasan dari pihak berwenang di Amerika Serikat (AS), maka dari itu Chew menggarisbawahi perlunya berinvestasi pada karyawan yang cukup untuk mengelola moderasi konten dan masalah keamanan.
"Bagi banyak perusahaan teknologi termasuk kami sendiri, salah satu tim terbesar yang akan Anda miliki adalah tim kepercayaan dan keamanan Anda. Itu adalah investasi yang pasti bermanfaat jika Anda ingin menjaga platform ini sebagai platform yang sangat aman," ungkap Chew.
BACA JUGA:
Dijelaskan Chew, orang-orang ini bertanggung jawab membuat peraturan untuk platform dan memberikan dukungan pada algoritme yang digunakan untuk menampilkan konten.
Menurut Chew, semua bentuk media sosial perlu melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa platform tersebut aman.
Namun, Chew menekankan bahwa dia bukanlah seorang yang hobi mengkritik Musk. Dia menilai tidak adil untuk memberikan komentar apapun atas keputusan bos Tesla itu saat ini karena masih terlalu dini untuk mengatakannya.
Sebagai informasi, moderator konten sebagai pekerja kontrak di Twitter diberhentikan beberapa waktu lalu. Secara signifikan, Musk mengurangi tim yang memerangi disinformasi di jaringan media sosial tersebut.