Bagikan:

JAKARTA - Pada awal November kemarin, Twitter dikabarkan menunda peluncuran fitur verifikasi akun atau centang biru di layanan berlangganan Blue untuk pengguna iOS karena reaksi negatif dari publik.

Tapi sekarang, Twitter tampaknya sudah mengenakan biaya 8 dolar AS (Rp125 ribu) per bulan ke pengguna Twitter Blue di Amerika Serikat yang memberikan mereka akses ke verifikasi akun instan dan tanda centang biru di profil mereka. 

Pada penulisan artikel kali ini, melansir dari laporan Engadget, langganan saat ini tidak tersedia di Android, dan belum ada kejelasan kapan langganan ini akan diperluas ke pasar di mana tersedia layanan Twitter Blue lainnya. 

Ketika itu, Musk mengumumkan beberapa keistimewaan ketika Anda menjadi bagian dari langganan tersebut, yaitu kemampuan untuk tidak melihat iklan sebanyak biasanya, dan memposting video dengan durasi lebih panjang.

Dia mengatakan akun berlangganan Twitter Blue yang berbayar dengan tanda centang biru akan menjadi lebih penting dan menonjol,  karena pengguna Twitter kelak fokus pada posting dari pengguna yang sudah terverifikasi dan mengabaikan konten berkualitas rendah lainnya. Menurutnya, layanan berbayar juga akan mencegah spammer, yang tidak mau membayarnya untuk akun mereka.

Selain itu, tampaknya proses verifikasi akun hingga saat ini masih belum pasti kejelasannya. Pada 9 November kemarin, Twitter berencana meluncurkan jenis tanda centang lain untuk membantu membedakan akun yang benar-benar perlu diketahui pengguna. 

Meskipun pengguna dapat membayar tanda centang biru dalam versi baru Twitter Blue, namun akun tertentu untuk pemerintah, perusahaan, atau tokoh masyarakat tetap akan mendapatkan tanda centang "Official” berwarna abu-abu.

Tapi, belum sehari label “Official” itu resmi diluncurkan, Musk menyatakan bahwa dia akan "membunuh" label resmi baru untuk akun Twitter. Kebijakan ini diketahui dari utas yang dibagikan Esther Crawford dari Twitter, yang baru ditunjuk mengepalai Inisiatif Twitter Biru.