Interpol Buka Kantor di Metaverse untuk Tangani Kejahatan Kriminal di Dunia Virtual
Interpol luncurkan kantor di metaverse. (Foto; Dok. Gunfinans)

Bagikan:

JAKARTA – Organisasi polisi untuk tangani kejahatan internasional atau Interpol resmi meluncurkan kantor resminya di metaverse. Pengumuman disampaikan dalam Sidang Umum Interpol ke-90 yang digelar di India, pada pekan lalu. Di dunia virtual tersebut, Interpol juga akan menawarkan pelatihan untuk penegak hukum dari berbagai negara.

Pengumuman mengejutkan berbagai pihak. Pasalnya, Interpol tidak memberi bocoran informasi apapun terkait pengembangan metaverse sebelumnya. Bahkan, mereka juga tidak meluncurkan versi beta terlebih dahulu. Terlepas dari semua itu, para peserta Sidang Umum Interpol ke-90 di India itu dapat menguji coba metaverse lebih dini.

Para pengguna dapat memasuki versi Web3 dari markas besar Interpol di Lyon, Prancis. Meskipun memasuki dunia baru, Jurgen Stock, Sekretaris Jenderal Interpol, meyakinkan publik bahwa tujuan Interpol tetap sama, yaitu untuk memerangi kejahtan.

“Isu-isu yang diangkat adalah isu-isu yang selalu memotivasi INTERPOL - mendukung negara-negara anggota kami untuk memerangi kejahatan dan membuat dunia, baik virtual maupun tidak, lebih aman bagi mereka yang menghuninya,” kata Stock, dikutip dari DailyCoin.

Pelatihan Virtual untuk Pihak Berwajib

Salah satu alasan di balik metaverse Interpol adalah kemampuan untuk memberikan kursus pelatihan kepada petugas, serta penyelidikan forensik. Memang, waktu untuk langkah ini sangat tepat, karena Interpol meluncurkan pengejaran global untuk Do Kwon, penjahat keuangan dari TerraForm Labs.

Selain itu, peluncuran metaverse dilakukan hanya sehari setelah UST Restitution Group, kelompok investor dan trader Terra (LUNA) & Terra (UST) yang terdiri dari 4.400 orang yang dirugikan anjloknya token yang dikembangkan Do Kwon tersebut. Mereka juga mengumumkan perburuan di seluruh dunia untuk pengusaha jahat tersebut.

Sebagaimana diketahui, insiden kolapsnya Terra (LUNA) dan stablecoin algoritmik TerraUSD (UST) hingga lebih dari 99 persen pada Mei 2022 lalu merupakan peristiwa terkelam dalam sejarah cryptocurrency. Pasalnya, tidak sedikit para investor yang mengalami kerugian imbas runtuhnya LUNA dan UST, bahkan ada yang dikabarkan melakukan bunuh diri. Namun, hingga saat ini Do Kwon masih menghirup udara bebas.

Meskipun demikian, pemerintah Korea Selatan telah bekerja sama dengan Interpol untuk memburu Do Kwon. Bos Terraform Labs itu diduga sedang dalam persembunyian. Pihak berenang memprediksi lima negara yang menjadi tempat persembunyian Kwon salah satunya di Dubai.