Sempat Dibobol Hacker, Binance Pastikan Semua Dana Pengguna Aman
Penukaran mata uang kripto, Binance jadi korban peretasan (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pertukaran mata uang kripto, Binance sempat menangguhkan sementara platform blockchain-nya setelah seorang hacker mengambil token Binance Coin (BNB) senilai 570 juta dolar AS (Rp8,7 triliun).

Binance menginformasi pada Kamis, 6 Oktober melalui blog resminya bahwa terdapat eksploitasi yang memengaruhi jembatan lintas rantai untuk memindahkan kripto BNB.

Menurut Binance, sang hacker berhasil membobol sistem Binance yang dijuluki sebagai Binance Smart Chain (BNB Chain), yang diibaratkan sebagai "jembatan" penghubung antara platform Binance dengan platform kripto lain.

Jembatan lintas rantai ini disebut sebagai alat yang memungkinkan untuk mentransfer token dari satu blockchain ke blockchain lainnya.

"Eksploitasi pada jembatan lintas rantai, BSC Hub Token, menghasilkan BNB tambahan. Kami telah meminta semua validator untuk menangguhkan sementara BSC," CEO Binance Changpeng Zhao di Twitter.

Zhao menjelaskan bahwa BSC Token Hub adalah jembatan antara BNB Beacon Chain (BEP2) dan BNB Chain (BEP20 atau BSC).

Tak berselang lama setelah itu, Zhao kembali menyatakan masalah tersebut sekarang sudah terselesaikan.

"Dana Anda aman. Berkat bantuan semua pakar keamanan, proyek, dan validator, sebagian besar dana tetap terkendali," lanjutnya.

Meski sudah selesai, Zhao menyebutkan adanya dampak dari peretasan tersebut yang saat ini diperkirakan sebesar 100 juta dolar AS (Rp1,5 triliun) dari pembakaran BNB terakhir.

Binance juga mengatakan kalau mereka berhasil membekukan dana 7 juta dolar AS (Rp1,05 triliun) dengan bantuan dari komunitas dan mitra keamanannya.

"Kami tersanjung dengan kecepatan dan kerjasama dari masyarakat untuk membekukan dana," tutup perusahaan.