Laporan Chainalysis Ungkap NFT Memimpin Adopsi Crypto Terbesar di Asia Tengah dan Selatan
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Non-fungible Token (NFT) menjadi pendorong terbesar adopsi kripto di Central & Southern Asia and Oceania (CSAO), sebuah pasar cryptocurrency terbesar ketiga di Asia Tengah, Selatan, dan Oceania.

Laporan yang dibagikan oleh Chainlaysis berjudul "Crypto Adoption Steadies in South Asia, Soars in the Southeast" mengungkap, pada Q2 2022, 58 persen lalu lintas web ke layanan kripto di negara tersebut terkait dengan NFT. Sedangkan 21 persen lainnya menuju ke situs web gim blockchain play-to-earn.

"Untuk negara-negara dengan lalu lintas web tinggi ke pasar NFT, terutama Thailand, Vietnam, dan Filipina, sebagian besar lalu lintas terkait NFT mungkin berasal dari pemain gim blockchain," kata laporan tersebut.

Laporan tersebut juga menunjukkan bagaimana keterkaitan antara gim play-to-earn dengan NFT. Di sebagian besar gim blockchain saat ini, item dalam gim adalah NFT, seperti hewan peliharaan Axie di Axie Infinity yang dapat dijual kembali di sejumlah pasar NFT yang berbeda, seperti MagicEden dan OpenSea.

Gim blockchain Axie Infinity sangat populer di Filipina, meskipun gim ini telah mengalami penurunan pengguna yang cukup besar dalam beberapa bulan terakhir karena harga crypto telah jatuh. Dalam hal adopsi kripto, Filipina berada di urutan kedua setelah Vietnam.

Secara keseluruhan, Chainalysis menemukan bahwa warga di negara tersebut menerima total 932 miliar dolar AS dalam nilai cryptocurrency per Juli 2021 hingga Juni 2022. Itu menjadikannya pasar crypto terbesar ketiga yang telah diindeks oleh perusahaan.