Bagikan:

JAKARTA - Platform video kreatif TikTok berkolaborasi dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI) untuk menghadirkan konten edukasi dengan lebih kreatif. Workshop ini diikuti lebih dari 1.000 guru di seluruh Indonesia.

Head of User and Content Operations TikTok Indonesia Angga Anugrah Putra mengatakan untuk inisiatif kali bertujuan untuk mempopulerkan konten edukasi di Indonesia. Melalui tagar #samasambelajar di TikTok, platform ini ingin menghadirkan konten edukasi secara online dan kreatif. 

"Di TikTok, Kami memahami bagaimana tantangan bagi edukasi terutama para guru di era pandemi ini. Karena itu, kami berharap melalui kerjasama ini, kami dapat mendukung para guru, dosen dan pelaku pendidikan lainnya untuk dapat memaksimalkan penggunaan video singkat sebagai wadah alternatif yang kreatif dan mudah dipahami oleh generasi muda Indonesia," kata Angga, dalam keterangan resminya, Selasa, 24 November.

Angga mengatakan popularitas konten edukasi di TikTok dipengaruhi beberapa hal, salah satunya medium audio visual yang menarik. Terlebih kebutuhan pembelajaran jarak jauh, sehingga menuntut kreator membuat konten edukasi dengan cara lebih kreatif dan mudah dipahami penontonya. 

"Harapan kami, kami ingin orang-orang menggunakan TikTok bukan hanya mendapatkan hiburan, tapi juga belajar hal baru. Kami juga berharap para guru dapat berbagi pengetahuannya dengan para anak bimbingnya, melalui TikTok dan menunjukkan bahwa hiburan dan belajar itu bisa bersatu dalam sebuah konten video singkat," jelasnya.

Hal senada juga dikatakan, Ketua Umum, Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI), Muhammad Ramli Rahim. Menurutnya platform digital seperti TikTok tak selamanya berisi konten hiburan semata, tapi juga bisa dijadikan medium pembelajaran untuk penyampaian edukasi. 

"Konten digital edukasi memang menjadi fokus Ikatan Guru Indonesia apalagi jaringan Sekilah Digital Indonesia karena memang selama ini kami mengupayakan segala cara agar guru-guru bisa lebih kreatif menjalankan pembelajaran," ujarnya.

Lebih dari itu, menurut Ramli, guru perlu selalu belajar mengikuti perkembangan teknologi agar dapat terus menyampaikan materi pengajaran yang efektif kepada para pelajar. Terlebih rentang perhatian murid khususnya generasi Z yang lebih mudah menangkap materi pembelajaran dalam bentuk konten-konten berdurasi pendek, seperti TikTok. 

Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga telah memiliki sejumlah program untuk membekali keterampilan digital para guru, di antaranya program Coding Teacher Academy (CTA), yang merupakan satu dari empat pelatihan akademi dari program Digital Talent Scholarship (DTS).

Coding Teacher Academy ini program pelatihan pengembangan SDM dalam materi Coding yang ditujukan kepada 2000 guru yang berprofesi di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), baik di tingkat SMA, SMK/MA, SMP, maupun SD.