Bagikan:

JAKARTA - Cybersecurity Ventures merilis edisi tahunannya khusus Cybersecurity Almanac, sebuah buku pegangan yang berisi statistik dan informasi paling relevan tentang kejahatan dunia maya.

Hasilnya, Cybersecurity Ventures menemukan biaya kejahatan dunia maya global akan tumbuh sebesar 15 persen per tahun, selama lima tahun ke depan, dan diperkirakan mencapai 10,5 triliun dolar AS (Rp149 kuadriliun) pada tahun 2025.

Karena itu, untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan, banyak organisasi yang beralih ke berbagai alat teknologi AI untuk melengkapi perangkat lunak sistem keamanan mereka.

Sebuah startup bernama Cymulate yang didirikan di Tel Aviv, Israel ini telah mengumpulkan dana sebesar 70 juta dolar AS (1,04 triliun) dan akan terus bertambah untuk v=berinvestasi dalam memperluas teknologinya.

Saat ini, platform Cymulate mencakup jaringan lokal dan cloud, menyediakan simulasi pelanggaran dan serangan titik akhir, gateway email dan web, dan masih banyak lagi.

"Kami memberi pelanggan kami pendekatan berbeda tentang bagaimana melakukan keamanan siber dan mendapatkan wawasan [tentang] semua produk yang sudah diimplementasikan dalam jaringan," kata Eyal Wachsman, CEO Cymulate dalam sebuah wawancara yang dikutip oleh TechCrunch.

Meskipun perusahaan terus berinvestasi dalam arsitektur keamanan mereka, tim keamanan juga merasakan tekanan pasar, yang berdampak pada anggaran TI, dan terkadang jumlah karyawan di industri yang sudah menghadapi kekurangan keahlian.