TikTok Menyangkal Telah Diretas, Data yang Dibagikan ke Forum <i>Hacker</i> Bukan Rahasia
TikTok menyangkal adanya peretasan data. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - TikTok menyangkal laporan bahwa aplikasi mereka itu telah diretas setelah grup peretas yang memposting gambar dari apa yang mereka klaim sebagai basis data TikTok yang berisi kode sumber platform dan informasi pengguna. Menanggapi tuduhan ini, TikTok mengatakan timnya “tidak menemukan bukti adanya pelanggaran keamanan.”

Menurut Bleeping Computer, peretas membagikan gambar dugaan basis data ke forum peretasan, dengan mengatakan bahwa mereka memperoleh data di server yang digunakan oleh TikTok. Ia mengklaim server ini menyimpan lebih dari 2 miliar catatan dan data pengguna senilai 790GB, statistik platform, kode, dan banyak lagi.

“Kami telah mengkonfirmasi bahwa sampel data yang dipermasalahkan semuanya dapat diakses publik dan bukan karena adanya kompromi sistem, jaringan, atau basis data TikTok,” kata juru bicara TikTok Maureen Shanahan dalam sebuah pernyataan kepada The Verge. “Kami tidak percaya pengguna perlu mengambil tindakan proaktif apa pun, dan kami tetap berkomitmen untuk keselamatan dan keamanan komunitas global kami.”

Sebagian besar data yang "dicuri" tampaknya memang merupakan informasi publik yang diambil dari platform. Troy Hunt, direktur regional di Microsoft dan pencipta alat Have I Been Pwned, menyebut data peretas "tidak meyakinkan", tetapi menduga "itu bisa berupa data non-produksi atau data uji" yang kemungkinan tidak diambil melalui peretasan.

Kelompok peretas, yang menyebut diri mereka “AgainstTheWest,” mengklaim bahwa mereka juga memperoleh data dari aplikasi pesan China lainnya, WeChat. Namun, Hunt tidak dapat mengonfirmasi apakah basis data peretas berisi informasi curian. Sementara WeChat tidak segera menanggapi permintaan komentar The Verge.

Baik TikTok dan WeChat berada di bawah pengawasan terkait hubungan mereka dengan China. ByteDance, perusahaan induk dari TikTok, memang berbasis di China. TikTok sendiri telah mengambil beberapa langkah, seperti menampung data pengguna Amerika di server Oracle yang berbasis di AS. Ini adalah upaya untuk membalikkan laporan terbaru tentang karyawan TikTok di China yang dapat mengakses informasi pengguna di AS.