Bagikan:

JAKARTA - Minat dalam pemungutan suara online berada di level yang sama dengan era penguncian sosial selama pandemi, statistik anonim Polys (platform voting berbasis blockchain dari Kaspersky Innovation Hub) menunjukkan bahwa pengambilan keputusan jarak jauh semakin populer di antara kelompok pengguna baru. 

Jumlah sesi pemungutan suara online meroket pada tahun 2020, ketika pembatasan sosial memaksa orang untuk belajar dan bekerja dari rumah tanpa kemungkinan berkomunikasi secara langsung. 

Namun, terlepas dari banyaknya orang kembali ke tempat kerja, beberapa aspek interaksi jarak jauh tampaknya tetap ada. Pengambilan keputusan bersama secara online termasuk di antara aspek-aspek ini. 

Perbandingan statistik Polys 2020 dan 2021 membuktikan bahwa jumlah jajak pendapat yang dilakukan tetap pada tingkat yang sama seperti selama pandemi.

Namun, peneliti telah mengamati beberapa perbedaan dalam pangsa dan jangkauan sektor yang memanfaatkan dan mengambil bagian dalam e-voting. Pada tahun 2022, entitas pendidikan masih memimpin, membuat 57% pangsa jajak pendapat, bisnis telah menjadi sektor paling aktif kedua, yaitu 14% dari semua sesi. 

Pengguna platform menggunakan jajak pendapat untuk melaksanakan dewan pemilihan umum, memilih nominasi dan pemenang kompetisi perusahaan, dan menyelesaikan pertanyaan terkait pekerjaan, seperti memilih aktivitas team building terbaik, menyelenggarakan konferensi, atau memilih tanggal yang tepat untuk kembali ke kantor. 

Selain itu, e-voting juga digunakan untuk mengumpulkan feedback karyawan tentang solusi dan layanan perusahaan, dan untuk mengumpulkan pendapat tentang cara meningkatkan produk dan fitur.

Di antara perubahan lain selama setahun terakhir, terjadi penurunan pemanfaatan E-voting antara LSM dan lembaga pemerintah, dengan aktivitas hampir setengahnya. Di sisi lain, pemungutan suara berbasis blockchain mendapatkan perhatian dari audiens baru, seperti komunitas gim. Gamer biasanya menggunakan platform tersebut untuk memilih komandan guild atau pemain terbaik dan memilih nama tim mereka.

Daniil Kaptsan, Head of Polys mengatakan bahwa faktanya, jumlah sesi pemungutan suara tetap berada pada tingkat tinggi untuk waktu yang lama. Menurutnya, itu membuktikan bahwa pengguna menganggap Polys tidak hanya sebagai solusi sementara selama masa penguncian sosial, tetapi sebagai alat yang nyaman dan andal untuk serangkaian tugas yang beragam.

“Kami akan terus mengembangkan produk kami untuk memastikan kegunaannya yang serbaguna tanpa mengorbankan kerahasiaan dan keamanan pemungutan suara,” tambahnya.

Pada tahun 2022, Polys terdaftar di antara vendor eDemocracy yang solid dalam Laporan Demokrasi Digital oleh Solonian Digital Democracy Institute selama dua tahun berturut-turut. 

Para ahli terutama mencatat solusi antarmuka yang sangat sederhana bersamaan dengan kemampuan untuk menjamin kerahasiaan jajak pendapat dan memungkinkan pemilih untuk memverifikasi bahwa suara mereka tidak dimanipulasi.