JAKARTA – CEO Cardano Charles Hoskinson baru-baru ini mengungkapkan bahwa ADA merupakan passion terbesarnya saat ini. Dia mempertegas posisinya di tim pengembang Cardano Input Output dengan menyatakan bahwa dia tidak akan ke mana-mana.
Pernyataan tersebut merupakan bagian dari komitmen Hoskinson dalam pengembangan Cardano. Lebih lanjut, dia percaya bahwa Cardano berpeluang untuk mengubah hidup banyak orang. Hoskinson menyampaikan komitmennya di tengah keriuhan seputar testnet Cardano.
Sebagaimana dilaporkan oleh U.Today, pengembang terkemuka baru-baru ini berpendapat bahwa testnet mengalami kerusakan “sangat parah” karena bug yang ditemukan di versi 1.35.2 dari node.js. Hoskinson baru-baru ini menyatakan bahwa hard fork Vasil tidak memiliki “masalah kualitas” saat menangani kontroversi testnet.
Kendati begitu, saat ini permasalahan tersebut sudah diatasi oleh tim pengembang. Tim Cardano mengklaim saat ini tesnet-nya sudah jadi lebih baik dari sebelumnya. Andrew Westberg selaku operator pengembang mengonfirmasi bahwa tim telah berhasil memperbaiki masalah tersebut.
BACA JUGA:
Awal pekan ini, Hoskinson mendesak pengembang untuk meningkatkan node mereka ke versi 1.35.3. Ini akan memberikan kemampuan penuh dalam peningkatan di masa mendatang. Hoskinson menyatakan bahwa akan ada banyak proyek yang masuk.
Kendati begitu, tim bekerja keras untuk memberikan hal terbaik bagi pengguna termasuk dalam hal user experience, keamanan, dan pengiriman cepat. Saat berita ini ditulis, harga koin asli Cardano, ADA, diperdagangkan di Rp6.818. Dalam 24 jam harga ADA mengalami kenaikan sebesar 1,8% dalam 24 jam terakhir.
Sejarah Kripto Cardano
Cardano pertama kali didirikan pada tahun 2017 oleh Charles Hoskinson, mantan pendiri Ethereum. Nama Cardano sendiri terinspirasi dari seorang matematikawan asal Italia, Gerolamo Cardano. Kemudian, nama koin ADA juga terinspirasi dari ahli matematika abad ke-19, Ada Lovelace.
Cardano merupakan salah satu blockchain tersukses yang menggunakan mekanismen konsensus Proof-of-Stake (PoS) yang diklaim lebih ramah energi daripada Proof-of-Work (PoW), mekanisme yang digunakan Bitcoin dan Ethereum. Meski Ethereum saat ini sedang melakukan transisi dari PoW ke PoS dalam fase The Merge-nya.
Pada tahun 2020, Cardano meluncurkan peningkatan Shelley yang ditujukan untuk membuat blockchain-nya lebih terdesentralisasi. Kemudian pada tahun 2021, pengembang meluncurkan Alonzo hard fork. Dengan Alonzo hard fork, pengguna blockchain ADA dapat mengembangkan smart contract dan membuat aplikasi terdesentralisasi (DApps) dalam jaringan Cardano.